Pesta demokrasi, katanya, republik ini hanya tinggal menghitung hari. Perang APK (alat peraga kampanye) semakin mencapai puncaknya. Hampir disetiap jengkal tanah dan persimpangan terpampang, mulai dari ukuran yang besar hingga selebaran, baliho para calon anggota legislatif berbagai level, tidak tertinggal juga kandidat eksekutif nomor satu negeri ini.
Seolah ini adalah perlombaan memajang photo mereka dengan semenarik mungkin, mulai dari desain kreatif hingga yang anti mainstream seperti di kabupaten Ogan Olir Sumatera Selatan. Tidak lupa di bumbui kalimat ajakan agar memilih mereka. Namun sayang seribu sayang, ajakan tak berlandaskan dasar. Masyarakat hanya seolah di paksa menyumbangkan suara mereka kepada para CAD (Calon anggota dewan).
Ajang pemilihan umum ini, tak lebih hanya terlihat sebagai arena perburuan suara bagi mereka yang maju, memperebutkan kursi dewan. Hampir seluruh partai peserta pemilu 2019 tidak memberikan alasan kenapa kita, masyarakat, harus memilih mereka. Mereka hanya seperti pemburu yang sedang mengejar mangsanya, tidak lebih hanya untuk kekuasaan dan uang.
Para caleg dan partai mereka, tidak mampu mambawa narasi pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang terus stagnan, bahkan sangat berpotensi menurun, atau permasalahan yang lain bangsa ini. Tidak mampu memaparkan nilai substansi, visi dan misi, yang seharusnya mereka usung sebagai janji kampanye tahun 2019. Lalu mengapa kita harus memilih mereka? Yang tidak mampu memberikan kontrak kerja, visi dan misi, di awal sebagai garansi suara yang kita berikan, dan menjadi nilai dasar perjuangan mereka selama di Dewan.
Dari 16 partai yang akan bertarung secara nasional. Hanya ada 4 partai kontestan yang sudah memberikan dasar nilai perjuangan. Dan menjadi alasan mengapa kita layak memilih mereka.
Pertama, PKS, Partai ini menjanjikan pembebasan pajak kendaraan, dan SIM seumur hidup, jika mereka memenangkan pemilihan anggota legislatif. Janji kampanye tersebut menuai banyak kritik, dari berbagai lawan politik mereka, yang menyebutkan hal tersebut tidak masuk akal.
Tetapi akhir-akhir ini PKS merilis kajian ilmiah tentang pelaksanaan janji politik mereka tersebut, yang membuat janji ity menjadi sangat realistis untuk dilaksanakan. Sepertinya sangat patut bagi kita, masyarakat, untuk membaca kajian ilmiah tersebut, sebagai penguat dasar jika kita ingin memilih PKS.
Selanjutnya, PSI, pendatang baru ini bahkan lebih garang dalam menawarkan janji politik mereka dibandingkan dengan partai-partai yang berusia tua. PSI dengan tegas menawarkan sejumlah sikap penolakan terhadap semua draft, dan undang-undang yany berbau syariah.
Narasi tersebut selalu di gaungkan di hampir semua pidato sang ketua umum, di berbagai tempat, dan kegiatan partai. Bahkan sejumlah APK milik pendatang baru ini, terlihat di beberapa tempat secara terang-terangan mendukung para kaum pesakitan, LGBT.
Namun Sayangnya, sejauh ini PSI, berdasarkan pengamatan saya, belum memberikan atau merilis kajian ilmiah janji tersebut. Hal ini kembali kepada kita semua dalam menilai janji politik partai pendatang baru ini, yang rasanya sangat ahli dalam menyita perhatian pemilih.
Ketiga, Demokrat, partai yang satu ini merupakan partai paling berpengalaman dalam urusan kemenangan. Dua kali mengantarkan ketua umumnya menjadi presiden Republik ini, dan sekali memenangi telak pemilu di tahun 2009.
Partai yang syarat pengalaman ini bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka mengusung 14 janji kampanye yang di sebut dengan Demokrat S14P (baca: Demokrat siap). Salah satu diantaranya Stop impor pangan ketika musim panen.
Terakhir adalah PKPI, partai bernomor urut akhir ini bahkan lebih unik dalam memberikan janji kampanye. Mereka akan memperjuangkan RUU e-sport, khusus untuk para penggemar (atlet) game online. Bahkan hal tersebut mulai di wujudkan dengan menggelar Indonesian e-Sports Games (IEG) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) pada januari 2019.
Sejauh ini hanya ke empat partai tersebut yang cukup sering menggaungkan janji politik. Juga sebagai daya tarik agar kita, masyarakat, memilih mereka. Sedangkan 12 partai politik lain belum memberikan janji politik mereka. Hanya menggunakan berbagai klem keberpihakan kepada rakyat kecil.
Semua kembali lagi kepada kita untuk dapat memberikan hak suara, kepada yang membawa narasi yang jelas. Baik apakah narasi tersebut sudah di kampanyekan atau belum. Baik berdasarkan pemahaman kita masing-masing atau diskusi-diskusi dengan para peserta pemilu secara langsung, dalam berbagai kunjungan mereka.
Yang pasti kita berharap disisa waktu kampanye, meraka yang belum memberikan janjinya segera angkat bicara. Serta memberikan janji politiknya. Silahkan menentukan pilihan anda, baik berdasarkan kepercayaan bahwa mereka bisa memperjuangkan apa yang kita harapkan. Tetapi kita harus mengesampingkan sikap terlena oleh janji-janji yang tidak jelas.
Sebagai rakyat yang cerdas, kita harus mampu mengambil pelajaran dari periode politik 2014. Kita harus mampu menilai, manakah partai yang tidak mampu memegang narasi yang mereka bawa. Manakah partai yang selalu membuat kesulitan meraja lela di tengah-tengah kita.
Dan kita juga sebagai masyarakat yang modern, sudah harus mampu membentengi dari kampanye uang dan berbagai barang. Jangan sampai menggadaikan suara demi kenikmatan uang yang tidak seberapa. Jika tidak bisa begitu, maka kita akan kembali merasakan berbagai kesulitan yang kita rasakan 4,5 tahun terakhir.
Bersikap realistis dengan keadaan yang kita rasakan, jauh dari media pencitraan, dan tidak bersikap fanatik yang tidak berdasar, adalah cara kita keluar dari berbagai kesulitan 4,5 tahun terakhir. Silahkan menggunakan pandangan dan penilaian realistis anda berdasarkan keadaan sebenarnya. Bukan berdasarkan berita-berita yang selalu bertolak belakang dengan fakta kesulitan yang dirasakan.
Selamat memilih. Selamat menyelamatkan diri kita dari yang tidak bersubtansi positif. Selamat menuju pesta demokrasi, katanya.
referensi:
https://www.kompasiana.com/dimas_saputra/5bfe3259ab12ae4a656d56d2/mengupas-14-janji-kampanye-partai-demokrat?page=all
https://www.asumsi.co/post/janji-kampanye-unik-partai-politik-di-pemilu-2019
3 Comments
Sayangnya sosialisasi kurang kepada seluruh lapisan masyarakat, yg terjadi kebanyakan hanya akan asal coblos *saking banyaknya calon
ReplyDeleteiya. semoga kita proaktif dalam kepoin mereka, biar kita ngga salah pilih
Deletepermisi ya
ReplyDeletemau numpang promosi bo kelinci99
menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
pelayanan yang cepat dan ramah
untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
silahkan kunjungi www.kelinci99.casino ya
BBM : 2B1E7B84