Pemindahan ibukota: Anti klimaks Jokowi.

Ditengah hiruk pikuk rangkaian pemilu serentak tahun 2019 yang baru saja dimulai, pemerintah menggelar rapat terbatas mengenai wacana pemindahan ibukota negara. Rapat tersebut juga di hadiri oleh beberapa Pimpinan daerah disekitar ibukota. Pemerintah menyampaikan setidaknya akan menghabiskan 400 triliun lebih anggaran untuk merealisasikan ide tersebut.

Seolah wacana ini sengaja dihangatkan kembali sebagai pengalih perhatian rakyat terhadap agenda besar yang masih berlangsung. Ditengah kekacauan besar penyelenggaraan pemilu 2019 ide tersebut terus di panggang  oleh istana. Bukannya mendapatkan dukungan, dan simpati dari rakyat yang sedang meluapkan ketidakpercayaannya terhadap berbagai kejanggalan pemilu. Justru ide tersebut menuai berbagai kecaman dari rakyat.

Setidaknya wacana tersebut akan menjadi salah satu alasan untuk mengundang investor agar dapat membiaya ide tersebut. Secara gamblang kita dapat mengatakan bahwa pemerintah akan kembali berhutang untuk merealisasikan wacana tersebut. Hal tersebut merupakan ironi yang sangat menyakitkan bagi kita.

Bukannya berfokus untuk memastikan pemilu serentak dapat berjalan dan selesai dengan aman. Serta menjawab berbagai ketidakpercayaan rakyat, justru pemerintah seolah-olah mengambil langkah cepat untuk menuju perjanjian demi perjanjian investasi terhadap ide tersebut. 466 triliun merupakan anggran yang sanga luar biasa besarnya.

Dengan alasan penduduk yang melebihi kapasitas, serta berbagai permasalahan lainnya yang seolah mendesak untuk segera dilakukan. Padahal Indonesia sedang dalam kondisi yang sangat tidak baik, baik secara ekonomi, demokrasi, dan kepercayaan rakyat. Dalam janjinya, pemerintah akan tetap menyelesaikan berbagai permasalahan di DKI Jakarta meskipun ibukota sudah resmi dipindahkan.

Nampaknya hal tersebut juga akan hanya menjadi janji palsu belaka. Seolah ingin mendapatkan perhatian dan kepercayaan yang seolah ingin memaksakan agar rakyat percaya terhadap berbagai hasil survey pemilu. Justru terjadi sebaliknya, Jokowi mencapai anti klimaks kepercayaan dan justru mendapat berbagai kecaman di banyak sosial media yang disuarakan rakyat.

Post a Comment

0 Comments