Para pelancong pemburu tempat wisata
selalu menjadi sasaran para makelar-makelar wisata yang selalu menganggap para
turis-turis local atau mancanegara merupakan orang-orang berduit yang selalu
membawa uang jutaan rupiah ketika berlibur dan harus menjadi sasaran mereka
untuk dikeruk habis-habisan uangnya.
Terutama untuk para pelancong
yang kurang mempunyai informasi yang detail terkait tujuan wisata dan terlihat
aga sedikit kebingungan saat sampai di tempat tujuannya bahkan nampak sedikit
pelanga-pelongok, hal seperti itulah yang terjadi pada kami ketika sampai di
pulau pramuka.
Kami kebingungan kemana kami
harus mengakhiri langkah kami untuk menikmati kamping dipantai, karena ketika
kami sampai di pulau pramuka ternyata pulau ini merupakan pulau yang padat
penduduk dan sangat tidak memungkinkan untuk mendirikan tenda kamping disini.
Sikap planga-plongok kami sontak
mengundang seorang ibu-ibu untuk menghampiri dan bertanya-tanya serta berlaga
baik yang tentunya dia mempunyai maksud terntu alias ada udang dibalik batu.
“Dari mana de?” pertanyaan
terlempar dari mulutnya, dari Jakarta bu balas saya, dan ia terus
bertanya-tanya kepada kami, tujuan kami, dimana menginap dan sebagainya.
Dan akhirnya dia melontarkan
maksudnya secara tidak langsung yakni menawarkan homestay dan berbagai wisata seperti snorkeling, penangkaran penyu, jual air gallon, sewa kapal, sampai
dengan sewa tenda untuk kamping ketika kami menyampaikan mau kamping saja.
Sebenarnya kami sudah mengetahui
jika ibu tersebut merupakan seorang calo, tetapi kami ingin membandingkan harga
sehingga kami terus memancing ibu tersebut untuk menanyakan berbagai harga
selain disamping itu kami memang belum mengetahui banyak hal disini.
Dia menawarkan homestay dengan
harga 300 ribu untuk satu malam dengan mengiming-iming sekaligus dengan tamunya
yang sudah berjumlah 6 orang, lalu menawarkan harga sewa kapal sebesar 200 ribu
yang membuat kami bertanya-tanya apakah untuk satu orang atau satu kapal.
Dia bahkan menawarkan dengan
sedikit nada memaksa untuk membeli air bersih gallon minimal 2 gallon dengan
alasan sekaligus untuk bersih-bersih yang harga per gallon nya 20 ribu rupiah
padahal air isi ulang biasa saja, lebih jauh ia menawarkan untuk mengunjungi
penangkaran penyu, dan snorkeling dengan harga 20 ribu untuk sewa selang
selamnya saja.
Hal tersebut pada awalnya hampir
saja menggoda teman-teman saya, tapi saya langsug menunjukan ekspresi tidak
suka karena biaya yang dikeluarkan begitu besar, untuk homestay dan sewa kapal saja kami harus menghabiskan 500 ribu dan
belum ditambah keperluan lainnya, hal ini bisa saja menghabiskan uang mencapai
1 juta rupiah, tentu jumlah yang sangat besar hanya untuk 2 hari saja.
Akhirnya kami memutuskan untuk
menolak setelah sebelumnya upaya penolakan secara halus tidak juga membuat
jerah sang calo, dia berulang kali mendatangi dan merayu kami.
Kamipun memilih untuk
beristirahat sejenak dan shalat zuhur dimasjid yang terletak tak jauh dari
pelabuhan yang berjarak sekitar 20 meter saja.
Setelah shalat kamipun mencari
informasi dengan bertanya kepada sesama pengunjung, yang akhirnya kami
menemukan satu rombongan besar yang juga baru pertama kalinya berkunjung,
setelah bersama-sama mereka akhirnya kami menemukan pelabuhan ketek atau kapal
kecil yang biasa digunakan oleh masyarakat sekitar untuk hilir mudik meyebrang
ke berbagai pulau dengan biaya yang sangat murah dan terjangkau hanya 3 ribu
saja. Tentu jauh lebih hemat jika dibandingkan sewa kapal dari sang calo dengan
harga 200 ribu.
Termasuk berbagai info lainnya
seperti air gallon dengan harga 5000 saja di pulau tujuan yang semuanya kami
dapatkan langsung dari pengemudi ketek disini.
Sangat penting bagi kita untuk
tidak langsung membuat kesepakatan dengan orang yang mendatangi kita untuk
menawarkan berbagai hal di tempat wisata meskipun mereka mengotot bahwa harga
tersebut merupakan harga yang paling murah, selain kita harus membaca berbagai
tulisan pengalaman wisata yang kita tuju sebagai referensi, kita juga harus
mencari informasi secara langsung di lapangan dengan bertanya langsung dengan
sesama pengunjung, atau masyarakat biasa, dan penjual sekitar, dengan catatan
harus bertanya sebanyak mungkin sampai mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dan sesuai, selamat berwisata dan berburu informasi.
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 1 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 2 |
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 3 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 4 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 5 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 6 |
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 1 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 2 |
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 3 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 4 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 5 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 6 |
0 Comments