Saat itu layar gawai yang kupegang menunjukan pukul
16.00 ketika kami menginjakan kaki disebuah lapangan aspal yang nampaknya harus
diperbaharui, terlihat dibeberapa sudut tampak aspalnya sudah mulai terkelupas.
Sepertinya tempat ini adalah sebuah terminal atau lapangan parkir Karena
terletak ditengah-tengah sebuah pasar, selain itu area ini juga sangat dekat
dengan kantor-kantor pemerintahan seperti kantor kementerian agama, dan gedung
olah raga yang terletak disamping kanan dari arah kami datang, serta puskesmas
yang letaknya berbelakangan dengan kantor kecamatan dan sebuah masjid besar
yang juga terletak di dekat lapangan ini.
Kami mengira bahwa kami sudah
sampai ditempat pengabdian kami tetapi kami sedikit salah perkiraan, sebab
dilapangan itu juga berdatangan bus-bus lainnya. Tidak berselang lama kemudian
setelah kami melaksanakan shalat di masjid yang berada dekat dengan lapangan,
terlihat sebuah rombongan menggunakan pakaian dinas pemerintah perlahan datang
menghampiri kami dengan menggunakan mobil dinasnya.
Ternyata mereka adalah pihak pemerintahan
kecamatan dimana kami akan mengabdi, ya selanjutnya kami mendapat sambutan
sederhana ditengah lapangan melalui dari bapak camat dan ucapan selamat datang,
beliau menyampaikan beberapa hal termasuk ucapan ulang selamat datang dari
bapak bupati.
Setelah penyambutan oleh
pemerintahan kecamatan selesai, beliau memperkenalkan beberapa orang dengan
cara memanggil satu per satu untuk maju kedepan, ternyata mereka adalah kepala
desa diseluruh desa dimana kami akan mengabdi, setelah itu setiap kelompok
berkenalan dan bercakap-cakap sejenak dengan kepala desa masing-masing.
Ketika perkenalan singkat itu
selesai maka semua orang bergegas kembali menuju mobilnya untuk segera menuju
desa-desa pengabdian termasuk kelompok kami.
Beberapa saat setelah mobil bus
kami berjalan disenja hari itu, dimana cahaya mulai meredup dan udara mulai
terasa dingin, setelah beberapa saat akhirnya bus kami menepi dibahu jalan
tepat didepan sebuah rumah besar berlantai dua.
Didepan rumah itu tampak beberapa orang yang cukup ramai sedang
bercakap-cakap, ketika kami turun dari bus, mereka dengan sigap menghampiri
kami dan langsung membantu menurunkan barang-barang bawaan kami, dan ternyata
bapak kepala desa juga telah sampai terlebih dahulu sebelum kami sampai.
Seketika aku mengira bahwa kami
akan menetap di rumah tersebut bersama pemilik rumah itu, mungkin begitu juga
pemikiran teman-teman kelompokku, nampaklah itu seperti sebuah konsep orang tua
asuh yang sempat dipopulerkan secara tidak langsung oleh beberapa program acara
di televisi swasta dengan tema petualangan.
Ketika bus kembali melanjutkan
perjalanannya untuk mengantarkan kelompok lainnya, bapak kepala desa dan
orang-orang yang menolong kami tadi, membawa barang-barang kami menuju sebuah
rumah bertingkat dan jauh lebih besar yang persis bersebrangan dengan rumah
yang tadinya kami kira menjadi posko kelompok kami.
Rumah tersebut terlihat tidak
terawat, terlihat rerumputan dan ilalang menjulang cukup tinggi di halaman
rumah yang tidak lebih dua meter saja luasnya, rumah yang akhirnya menjadi
posko kami, rumah ini terletak sangat dekat dengan jalan raya yang sekaligus
merupakan jalan lintas menuju kabupaten dan kota tetangga serta provinsi.
Nampak kaca-kaca rumah itu dapat
menjadi kanvas lukis atau hanya sekedar menuliskan kata atau kalimat yang
diinginkan, mirip sekali dengan kaca-kaca mobil sehabis melakukan perjalanan jauh
melewati daerah yang berdebu karena begitu kotornya. Terdapat juga beberapa surat yang tertempel dikaca itu,
sepertinya surat pemberitahuan.
Selain itu dihalaman rumah itu
juga terdapat sampah yang cukup berserakan dimana-mana termasuk ditangga menuju
lantai kedua rumah itu, dibagian dalam juga masih sangat membutuhkan sentuhan
agar dapat sedikit nyaman untuk ditempati.
Dilantai lantai bawah semennya
juga terasa sangat lembab, begitu nyata di beberapa bagian terasa seperti menginjak
tanah karena begitu tebalnya debu yang menumpuk, mungkin karena ventilasinya
tidak pernah dibuka dan ditambah udara yang sangat dingin.
Bapak
kepala desa langsung menunjukan dan menjelaskan detil rumah kepada kami semua
sambil memegang sebuah amplop berwarna
putih dengan tangan kirinya yang sedikit membuatku penasaran apa yang ada
didalamnya,he
he he mirip sekali seperti sedang menjelaskan produk kepada calon pembeli. Pada
lantai satu bagian depan beliau menunjukan terdapat ruang tamu dan satu kamar, yang
kamar tersebut nampak sangat gelap karena belum dipasang lampu dan kotor serta
lembab, beliau juga menjelaskan bahwa dulunya dibagian depan ini adalah sebuah toko,
ucapnya sambil menunjuk ke arah dinding yang dapat dipasang dan dilepas tepat
disebelah pintu masuk rumah, jelas saja rasanya berbeda.
Selanjutnya beliau menunjukan
dapur dan kamar mandi yang terletak dibagian belakang, serta sumur dan sebuah
toilet tradisional atau yang biasa disebut sebagai jamban yang berada tepat dipinggir
kolam ikan, sambil bercanda beliau berkata “nah kalo BAB disana saja nanti bisa
langsung jadi makanan ikan, kan lumayan ikannya bisa makin gemuk” dengan nada
khas bahasa daerah lahat. Teman-teman semua seketika langsung mengkerenyitkan
dahi mereka masing masing “hiiii…” ucap mereka bersamaan. Secara tiba-tiba
seorang temanku berlari masuk sambil tubuhnya merinding dan berkata “iiihh… ada ulat bulu”.
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 1 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 2 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 3 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 4 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 5 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 6 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 7 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 8 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 9 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 10 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 11 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 12 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 13 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 14 |
3 Comments
Penjelasan bahasa daerahnya lebih tepat langsung memberitahu bahasanya misa bahasa sunda atau ahasa jawa kak. Jadi pembaca nggak menerka-nerka bahawa daerahnya apa ya yg digunakan 😊😊 oh iya tantangnnya 3 kata itu Gawai, Ulat dan Amplop. Bukan surat 😀😀
ReplyDeletewkwkkw gagal fokus
DeleteAlhamdulillah, terus di perbaiki. hehe newbie soalnya
ReplyDelete