Awas Nativisasi


Indonesia adalah sebuah Negara yang sudah dikenal sejak lama dengan keanekaragaman suku dan budaya, ada banyak suku di Indonesia dan ribuan kebudayaan yang unik, bahkan jauh sebelum Indonesia lahir sebagi Negara, keanekaragaman itu telah dikenal luas, tetapi saat itu Indonesia mampu dideklarasikan sebagai sebuah bangsa.

Saat ini dimana perkembangan zaman yang semakin maju dan pesat, mulailah bermunculan teori-teori social yang secara langsung mengevaluasi kehidupan social masyarakat Indonesia, berbagai tulisan muncul, mulai dari yang membahas sikap acuh tak acuh masyarakat, hedonisme, egoisme dan bahkan pragmatisme, dari diskusi yang panjang oleh para ahli, pakar tatanegara mengenai kehidupan masyarakat Indonesia dan kini mulailah kalangan penjabat, tokoh-tokoh, organisasi berpengaruh mengkampayekan pentingnya melestarikan kebudayaan asli daerah masing masing.

Sebagaimana kita ketahui ada ribuan kebudayaan di Indonesia, ada kebudayaan yang bertentangan dengan syariat islam dan ad juga yang tidak, tapi bayangkan jika dimasing-masing daerah terlalu fanatic terhadap kebudayaannya, ini dapat mengakibatkan kekacauan yang sangat luar biasa, setiap orang bangga dengan cara daerahnya, adatnya, prilaku mereka, dan sering kali akan berdebat dan saling bangga-membanggakan adat istiadat mereka.

Tanpa kita sadari ini adalah sebuah gerakan yang bernama nativisasi, yakni gerakan untuk mengembalikan masyarakt Indonesia seperti dahulu, yang fanatic dengan kebudayaan nenek moyangnya yang cenderung buruk, seperti memuja-muja setan, memberi sesajen dan lain sebagainya.

Kita hanya memandang sebuah kebaikan yang kita anggap sebagai pelestarian kebudayaan yang tak kita sadari adalah Sebuah mega proyek untuk menghancurkan Indonesia menjadi berkeping keping layaknya uni soviet yang hancur menjadi Negara-negara kecil, dan sebuah upaya untuk membodohi dan meyesatkan masyarakat Indonesia, mungkin akan sulit untuk dipahami mengenai misi dari nativisasi, tetapi kita dapat melihat dengan jelas sebuah upaya nativisasi itu adalah islam nusantara, bagaimana bias islam dinusantarakan, dan dianggap islam tidak cocok dengan culture Indonesia dan harus dinusantarakan dengan cara dibuang arabnya, tentu ini adalah hasil sebuah pemikiran yang sangat liberal dan tidak masuk akal dan sebagai sebuah contoh kongkrit dari sebuah nativisasi.

Bayangkan saja bahkan dalam satu kecamatan bisa terdapat bebrapa kebudayaan, dan bayangkan jika mereka sangat fanatic dan kapanpun dapat terjadi bentrok dan kekacauan yang luar biasa, jangankan karna fanatic dengan kebudayaan, hanya karena saling ejek-mengejek saja dua desa bisa perang, saling membakar rumah, lempar-melempar yang tidak berkesudahan, apalagi masalah kebudayaan.
Maka kita sebagai masyarakat harus senantiasa saling bahu membahu untuk mengatisipasi upaya nativisasi oleh orang-orang yang berkepentingan dinegara kita yang tercinta.
Wallahualam bissawab


Post a Comment

3 Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. TULISAN YANG BAIK :)

    اَلْحَـرْفُ يَـبْقَى بَعْدَ الْمَوْتِ شَاهِداً
    فَاكْتُبْ بِكَفِّكَ مَا تَـرَاهُ جَمِيْلاً

    “Huruf yang kamu tulis akan tetap ada sebagai saksi walaupun kamu sudah meninggal. Maka tulislah dengan tanganmu hal-hal yang mengandung kebaikan..

    Teruslah berkarya adikku :) sebarkan kebaikan bagi sluruh umat manusia.. Bismillah!

    ReplyDelete