Dunia semakin berkembang maju, penemuan-penemuan semakin banyak dihasilkan, sehingga memudahkan pekerjaan manusia itu sendiri, tetapi dengan banyaknya temuan-temuan itu tidak juga mengurangi pekerjaan manusia justru sebaliknya semakin banyak, anomali-anomali sikap dan prilaku yang muncul, yang hebat semakin hebat, yang kaya semakin kaya, sehingga kebutuhan rohani pun terbengkalai, hal ini telah menjadi seperti sebuah kebiasaan yang dipandang bukan hal aneh, rumah-rumah menjulang tinggi dan kokoh tak berpenghuni, tak ayal banyak masyarakat tepengaruh melihat kondisi itu, bahkan telah menjadi semacam rumor yang menjadi rahasia umum “ mereka tidak sholat, tidak sedekah dan lain sebagainya tetapi mereka semakin kaya, hidupnya semakin enak, sedangkan kita orang-orang yang rajin ibadah tapi semakin melarat, mau makan saja harus bekerja seharian itu pun tak cukup
Mungkin inilah yang
menjadi fenomena sosial dikalangan ummat muslim hingga sekarang, sehingga tak
jarang masalah ekonomi dimanfaatkan oleh misionaris-misionari untuk melakukan
kritenisasi, lalu apakah kita akan mengikuti jejak-jejak orang-orang yang
jarang beribadah dan selalu disibukan dengan urusan dunia mereka yang tidak
kunjung usai. tentu saja tidak bukan, bukankah Allah senantiasa mencintai
hambanya dengan memberikan ujian. Lalu apakah kenikmatan yang mereka peroleh
adalah bentuk kasih saying Allah kepada mereka, hak tersebut perlu kita
perhatikan dengan baik, jangan-jangan itu adalah istidraj yang diberikan Allah
kepada kita.
Lalu apakah istidraj
itu?
Istidraj adalah suatu
jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus
menerus bermaksiat pada Allah. Mungkin mereka melakukan hal-hal ini, antara
lain :
1. Sengaja meninggalkan shalat.
2. Sengaja meninggalkan puasa.
3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka
aurat.
4. Berat untuk bershadaqah.
5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.
6. Mengabaikan semua
atau mungkin sebagian perintah Allah.
7. Menganggap enteng
perintah- perintah Allah.
8. Merasa umurnya
panjang dan menunda-nunda taubat.
9. Tidak mau menuntut
ilmu syar'I.
10.Lupa akan kematian.
Tetapi Allah tetap memberikannya kemudahan-kemudahan
didunia, misalnya :
1. Harta yang
berlimpah.
2. Kesenangan terus
menerus.
3. Dikagumi dan
dipuja puji banyak orang.
4. Tidak pernah
diberikan sakit.
5. Tidak pernah
diberikan musibah
6. Hidupnya aman-aman
saja.
7. Dikenal dimana
saja
Maka kita sepatutnya
berhati-hati jika kita merasakan beberapa poin tersebut, karena semuanya itu
adalah ISTIDRAJ ... Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang
dilakukan Allah pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah
Allah, Allah menunda segala bentuk azabNya. Dan memberikan kenikmatan dunia
semata
Allah membiarkan hamba
tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada
kematian. Jangan dulu merasa
aman, nyaman, tentram dengan hidup kita saat ini, seolah hidup kita penuh berkah
dari Allah, lihat diri kita.
Bila semua kesenangan
yang Allah titipkan tapi justru membuat kita semakin jauh dari Allah dan
melupakan segala perintah-perintahNya bersiaplah utk menantikan konsekuensinya,
karena janji Allah itu Maha Benar.
Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي
الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا
يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى
مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia
kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu
hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”
Wallahu a'lam bishowab...
0 Comments