"1440 Jam di Desa Tertap" Sebuah Desa di Kaki Gunung Dempo. bagian 12

Dari tradisi ini banyak sekali yang menjadi pasangan suami istri, dan salah satu ajang untuk mencari pasangan hidup mereka, entah bagaimana tradisi ini bisa terjadi, mungkin karena karena didesa ini kami melihat sangat jarang terjadi moment interaksi antara remaja lawan jenis, sehingga mereka memanfaatkan tradisi ini dengan sebaik mungkin.

Jika diamati dengan seksama ada yang sangat menarik sekali dari tradisi berkumpul dirumah pemilik acara, dimana warga disini secara tidak langsung menerapkan sistem menejemen yang sangat baik, yang tercermin dari bapak-bapak yang berkumpul dan berbicang didepan rumah, para ibu sibuk didapur, dan para remaja atau yang disebut muda-mudi diruang utama dengan begarehan mereka sedangkan anak-anak bermain di panggung. Kami juga ikut merasakan tradisi ini secara langsung, tradisi ini kami manfaatkan untuk mengakrabkan diri kami dengan para remaja disini.


Selain kedua tradisi dan adat tersebut, terdapat sebuah kebiasaan yang sudah menjadi semacam tradisi meskipun membuat kami sedikit merasa aneh dan kebingungan menyaksikannya, karena tradisi yang satu ini sangat berbeda sekali dari kebiasaan di masyarakat didaerah lain.

Selain sangat berbeda, tradisi ini seperti kurang bijak kelihatannya terutama bagi orang yang pertama kali menyaksikanya, karena seolah membenturkan dua disisi perasaan manusia antara bersenang-senang dan kesedihan.

Didesa ini terdapat satu forum yang dinamai forum amal kematian, ketika ada salah satu warga yang meninggal maka biasanya forum ini juga akan ikut mengurus segala sesuatu halnya. Saat semua orang melayat ke rumah duka, maka warga yang lain terutama kalangan ibu-ibu akan masak-masak layaknya sedang ada pesta, hal ini nampak terlihat jelas ketika menjelang siang hari biasanya sudah tersedia meja yang penuh dengan makanan untuk santap siang. Mulai dari ayam, ikan, tahu, tempe yang diolah menjadi lebih dari satu menu, entah apakah goreng, sambal, dan lainnya serta dalam jumlah yang banyak sehingga terlihat seperti sedang pesta.

Sehingga nampak seolah-olah kita sedang bersenang-senang diatas kesedihan seseorang, tetapi tentu tradisi ini mempunyai nilai dan tujuan yang sangat luhur serta sejarah yang panjang. Disamping itu setahu kami ini juga tidak membebankan orang yang berduka karena bahan makanan itu merupakan hasil solidaritas yang dikumpulkan melalui forum tersebut.


1440 Jam di Desa Tertap, bagian 1      | 

1440 Jam di Desa Tertap, bagian 2      
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 3      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 4      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 5      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 6      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 7      |
 1440 Jam di Desa Tertap, bagian 8     |  
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 9      |  
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 10    | 
 1440 Jam di Desa Tertap, bagian 11   | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 12    |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 13    |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 14    |

Post a Comment

15 Comments

  1. Tentu setiap tradisi ada dasar filosopi yang melatar belakangi

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget mas, sangat menarik untuk digali latar belakangnya

      Delete
  2. desa tertap ini di mana ya kalau boleh tahu? Penasaran. Setiap tempat memang mempunyai tradisi yang berbeda

    ReplyDelete
    Replies
    1. desa Tertap ini ada disumsel, Insya Allah tulisan lengkapnya akan segera di publish

      Delete
  3. Baru tauu hehe ada acara beginiann emang sih setiap daerah beda-beda adatnyaa😊

    ReplyDelete
  4. Sama kak, di daerah ku juga gitu. Sebenarnya sih untuk menjamu tamu yang datang, sebenarnya ga perlu juga, tapi ya namanya juga tradisi kan

    ReplyDelete
  5. baru tahu tradisi ini, di daerah mana ya?

    ReplyDelete
  6. Ini tradisi namanya tradisi apa sih kak. Menariknya tradisi ini merekatkan semua masyarakat dan akhirnya bisa dapet jodoh gtu ya. keren

    ReplyDelete
    Replies
    1. hhaha iya bener banget, plus bonus jodoh kalo beruntung hahah

      Delete