"1440 Jam di Desa Tertap" Sebuah Desa di Kaki Gunung Dempo. bagian 11

Dari Pantauan Hingga Begarehan

Selain dikarunia alam yang sangat luar biasa, desa Tertap juga kaya akan tradisi dan budaya yang sudah melegenda. Terdapat banyak sekali adat yang salah satunya disebut pantauan, pantauan merupakan sebuah adat yang sudah sangat tua, adat ini akan dilaksanakan ketika ada seseorang yang menikah, adat pantauan tidak memiliki rentang waktu yang pasti dalam pelaksanaannya, lama waktu yang dibutuhkan bergantung pada kesanggupan orang yang melaksanakannya, bisa berlangsung sangat singkat atau hingga berminggu-minggu tergantung.

Ketika sepasang kekasih akan menikah, maka mereka harus melaksanakan adat pantauan sebagai salah satu acara wajib setelah selesai barulah acara resepsi atau pesta pernikahan dilaksanakan. Adat ini tidaklah rumit untuk dilaksanakan, karena adat ini mewajibkan sepasang pengantin berkunjung kesetiap rumah warga yang ada di desa satu persatu secara bergantian untuk memakan makanan yang telah dimasak oleh setiap warga.

Ini harus dilakukan selayaknya mereka makan sehari-hari dirumah sendiri, biasanya warga akan menyiapkan menu-menu yang enak-enak. Adat ini juga menjadi tantangan kedua pengantin karena mereka harus masuk dan keluar rumah warga yang sangat melelahkan.

Dikarenakan semua rumah warga di desa ini merupakan rumah panggung yang umum seperti rumah-rumah didaerah pegunungan lainnya, sehingga tidak heran mereka harus naik dan turun tangga setelah makan secara terus menerus.

Hal tersebut harus dilakukan tanpa melewatkan satupun rumah, kami yang mendapatkan kehormatan untuk ikut mereka mengiringi mereka dalam melakukan adat ini, juga merasakan lelah yang sangat luar bisa meskipun kami hanya makan dan minum alakadarnya saja.

Setiap malam rumah pengantin akan ramai dipenuhi oleh warga baik muda, tua dan anak-anak selama proses menuju pesta utama hingga berakhir, disini juga terdapat sebuah tradisi yang sangat unik sekali, dimana muda dan mudi desa akan berkumpul diruang utama rumah lengkap dengan suguhan kue-kuean yang sangat banyak dan disusun rapi seperti di toko, moment ini dimanfaatkan oleh mereka untuk melakukan pendekatan terhadap lawan jenis yang menarik perhatian mereka, atau semua lawan jenis mereka ingin ketahui kepribadiannya dengan cara berbincang-bincang dan bercanda sambil menyatap kue dan minum yang disediakan, tradisi ini disebut begarehan.


1440 Jam di Desa Tertap, bagian 1      | 

1440 Jam di Desa Tertap, bagian 2      
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 3      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 4      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 5      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 6      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 7      |
 1440 Jam di Desa Tertap, bagian 8     |  
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 9      |  
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 10    | 
 1440 Jam di Desa Tertap, bagian 11   | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 12    |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 13    |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 14    |

Post a Comment

0 Comments