Dari
Pantauan Hingga Begarehan
Selain dikarunia alam
yang sangat luar biasa, desa Tertap juga kaya akan tradisi dan budaya yang
sudah melegenda. Terdapat banyak sekali adat yang salah satunya disebut pantauan, pantauan merupakan sebuah adat yang sudah sangat tua, adat ini akan
dilaksanakan ketika ada seseorang yang menikah, adat pantauan tidak memiliki rentang waktu yang pasti dalam
pelaksanaannya, lama waktu yang dibutuhkan bergantung pada kesanggupan orang
yang melaksanakannya, bisa berlangsung sangat singkat atau hingga berminggu-minggu
tergantung.
Ketika sepasang kekasih
akan menikah, maka mereka harus melaksanakan adat pantauan sebagai salah satu acara wajib setelah selesai barulah
acara resepsi atau pesta pernikahan dilaksanakan. Adat ini tidaklah rumit untuk
dilaksanakan, karena adat ini mewajibkan sepasang pengantin berkunjung kesetiap
rumah warga yang ada di desa satu persatu secara bergantian untuk memakan
makanan yang telah dimasak oleh setiap warga.
Ini harus dilakukan
selayaknya mereka makan sehari-hari dirumah sendiri, biasanya warga akan
menyiapkan menu-menu yang enak-enak. Adat ini juga menjadi tantangan kedua
pengantin karena mereka harus masuk dan keluar rumah warga yang sangat
melelahkan.
Dikarenakan semua rumah
warga di desa ini merupakan rumah panggung yang umum seperti rumah-rumah didaerah
pegunungan lainnya, sehingga tidak heran mereka harus naik dan turun tangga
setelah makan secara terus menerus.
Hal tersebut harus
dilakukan tanpa melewatkan satupun rumah, kami yang mendapatkan kehormatan
untuk ikut mereka mengiringi mereka dalam melakukan adat ini, juga merasakan
lelah yang sangat luar bisa meskipun kami hanya makan dan minum alakadarnya
saja.
Setiap malam rumah
pengantin akan ramai dipenuhi oleh warga baik muda, tua dan anak-anak selama
proses menuju pesta utama hingga berakhir, disini juga terdapat sebuah tradisi
yang sangat unik sekali, dimana muda dan mudi desa akan berkumpul diruang utama
rumah lengkap dengan suguhan kue-kuean yang sangat banyak dan disusun rapi
seperti di toko, moment ini dimanfaatkan oleh mereka untuk melakukan pendekatan
terhadap lawan jenis yang menarik perhatian mereka, atau semua lawan jenis
mereka ingin ketahui kepribadiannya dengan cara berbincang-bincang dan bercanda
sambil menyatap kue dan minum yang disediakan, tradisi ini disebut begarehan.
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 1 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 2 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 3 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 4 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 5 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 6 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 7 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 8 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 9 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 10 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 11 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 12 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 13 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 14 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 1 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 2 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 3 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 4 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 5 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 6 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 7 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 8 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 9 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 10 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 11 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 12 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 13 |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 14 |
0 Comments