Sang pengungsi. episode Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 6


Pulau karya merupan pulau yang tidak dihuni oleh masyarakat kepulauan seribu tetapi tetap menjadi pulau yang mempunyai berbagai aktivitas dikarenakan di atas pulau ini didirikan beberapa kantor yakni kantor kepolisian polres kepulauan seribu, kantor KPU dan BAWASLU kepulauan seribu.

Selain kantor-kantor pulau ini juga terdapat sebuah lapangan bola kaki dan tempat pencucian pakaian umum yang selalu digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya.

Ketika malam tiba kami memutuskan untuk memindahkan tenda kami ketempat yang lebih terang begitu juga dengan pengunjung lainnya, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di sebuah lapangan tepat didepan kantor kepolisian kepulauan seribu.

Semua aktivitas pada malam itu seperti memasak, dan berdiskusi kami lakukan didepan kantor tersebut hingga larut malam, setelah semakin malam satu persatupun tumbang dalam tidurnya, tetapi aku sulit untuk menutup mata, selain dikarenakan menonton sebuah film yang sangat menarik.

Sepanjang malam aku selalu membenarkan api yang semakin lama mulai meredup, jelas api ini harus tetap dijaga nyalanya dikarenakan jika ia padam maka akan banyak sekali nyamuk-nyamuk kecil yang dengan senjata mereka siap menyerang tubuh-tubuh kami demi tetesan demi tetesan darah yang sangat segar, lezat lagi mengenyangkangkan mereka.

Terus menerus aku membenahi api untuk menjaga nyalanya terhitung tidak kurang dari empat kali aku lakukan, tetapi sesuatu hal yang perlu disyukuri adalah pada malam itu angin laut tidak bertiup kencang sehingga suasana tidak begitu terasa dingin bahkan cenderung hangat.

Setelah sepanjang malam mataku mulai menjadi terasa begitu sangat berat meskipun aku terus berusaha untuk tetap terjaga sepanjang malam, hingga pada akhirnya aku tertidur pada dini hari sekitar pukul 03.00 pagi.

Sampai pada akhirnya teman-temanku membangunkan untuk melaksanakan shalat subuh bersama-sama, setelah shalat aku pun memutuskan untuk kembali melanjutkan tidur selain dikarenakan masih begitu mengantuknya, aku fikir teman-temanku tidak kembali tidur tapi ternyata mereka juga ikut melanjutkan mimpi-mimpi mereka kembali.

Setelah cukup lama melanjutkan tidur, tiba-tiba aku terbangun, ketika membuka mata saat itu tepat menghadap kearah sekumpulan bapak-bapak yang sedang sibuk bekerja membangun saluran air limbah dari tempat pencucian pakaian yang dimanfaatkan ibu-ibu.

Tetapi ada beberapa orang bapak-bapak yang duduk beristirahat, dan mengarahkan matanya dengan tajam kearah kami, seolah mereka bertanya-tanya “kenapa anak-anak ini”, sontak aku melihat teman-temanku yang masih tidur nampak terlihat seperti para pengungsi yang terdampar di lapangan, karena kami tidur hanya diatas alas tikar saja.

Aku segera membangunkan teman-teman semua, namun areski nampaknya masih menikmati tidurnya seolah menghiraukan upayaku untuk membangunkannya, seolah ia menikmati menjadi pengungsi.

Hal tersebut dengan seketika menjadi bahan candaan dengan menyebutkan “hei bangun-bangun pengungsi, bangun pengungsi”.

Kami benar-benar nampak terlihat seperti pengungsi, tidur dilapangan beralaskan tikar, dan dikelilingi serta dipandang dengan pandangan yang tajam oleh orang-orang sekitar dipagi hari.



Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 1   | 
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 2    | 
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 3   | 
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 4    |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 5    |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 6    |

Post a Comment

0 Comments