Pulau karya merupan pulau yang
tidak dihuni oleh masyarakat kepulauan seribu tetapi tetap menjadi pulau yang
mempunyai berbagai aktivitas dikarenakan di atas pulau ini didirikan beberapa
kantor yakni kantor kepolisian polres kepulauan seribu, kantor KPU dan BAWASLU
kepulauan seribu.
Selain kantor-kantor pulau ini
juga terdapat sebuah lapangan bola kaki dan tempat pencucian pakaian umum yang
selalu digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya.
Ketika malam tiba kami memutuskan
untuk memindahkan tenda kami ketempat yang lebih terang begitu juga dengan
pengunjung lainnya, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di sebuah lapangan
tepat didepan kantor kepolisian kepulauan seribu.
Semua aktivitas pada malam itu
seperti memasak, dan berdiskusi kami lakukan didepan kantor tersebut hingga
larut malam, setelah semakin malam satu persatupun tumbang dalam tidurnya,
tetapi aku sulit untuk menutup mata, selain dikarenakan menonton sebuah film
yang sangat menarik.
Sepanjang malam aku selalu
membenarkan api yang semakin lama mulai meredup, jelas api ini harus tetap
dijaga nyalanya dikarenakan jika ia padam maka akan banyak sekali nyamuk-nyamuk
kecil yang dengan senjata mereka siap menyerang tubuh-tubuh kami demi tetesan
demi tetesan darah yang sangat segar, lezat lagi mengenyangkangkan mereka.
Terus menerus aku membenahi api
untuk menjaga nyalanya terhitung tidak kurang dari empat kali aku lakukan,
tetapi sesuatu hal yang perlu disyukuri adalah pada malam itu angin laut tidak
bertiup kencang sehingga suasana tidak begitu terasa dingin bahkan cenderung hangat.
Setelah sepanjang malam mataku
mulai menjadi terasa begitu sangat berat meskipun aku terus berusaha untuk
tetap terjaga sepanjang malam, hingga pada akhirnya aku tertidur pada dini hari
sekitar pukul 03.00 pagi.
Sampai pada akhirnya
teman-temanku membangunkan untuk melaksanakan shalat subuh bersama-sama,
setelah shalat aku pun memutuskan untuk kembali melanjutkan tidur selain
dikarenakan masih begitu mengantuknya, aku fikir teman-temanku tidak kembali
tidur tapi ternyata mereka juga ikut melanjutkan mimpi-mimpi mereka kembali.
Setelah cukup lama melanjutkan
tidur, tiba-tiba aku terbangun, ketika membuka mata saat itu tepat menghadap
kearah sekumpulan bapak-bapak yang sedang sibuk bekerja membangun saluran air
limbah dari tempat pencucian pakaian yang dimanfaatkan ibu-ibu.
Tetapi ada beberapa orang
bapak-bapak yang duduk beristirahat, dan mengarahkan matanya dengan tajam
kearah kami, seolah mereka bertanya-tanya “kenapa anak-anak ini”, sontak aku
melihat teman-temanku yang masih tidur nampak terlihat seperti para pengungsi
yang terdampar di lapangan, karena kami tidur hanya diatas alas tikar saja.
Aku segera membangunkan
teman-teman semua, namun areski nampaknya masih menikmati tidurnya seolah
menghiraukan upayaku untuk membangunkannya, seolah ia menikmati menjadi
pengungsi.
Hal tersebut dengan seketika menjadi
bahan candaan dengan menyebutkan “hei bangun-bangun pengungsi, bangun
pengungsi”.
Kami benar-benar nampak terlihat
seperti pengungsi, tidur dilapangan beralaskan tikar, dan dikelilingi serta dipandang
dengan pandangan yang tajam oleh orang-orang sekitar dipagi hari.
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 1 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 2 |
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 3 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 4 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 5 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 6 |
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 1 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 2 |
Liburan Murah dan Seru ala Anak JABODETABEK. serie 3 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 4 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 5 |
Liburan Murah dan Seru ala anak JABODETABEK. serie 6 |
0 Comments