“1440 Jam Di Desa Tertap “ Sebuah Desa Dikaki Gunung Dempo. bagian 13


Dilema Petani

Berprofesi sebagai petani yang menanam tanaman yang masa panennya hanya beberapa kali saja ternyata juga dapat mempengaruhi tingkat kejahatan yang terjadi antara lain berupa pencurian. Pencurian didesa ini selalu meningkat tajam ketika masa-masa bukan panen raya, apalagi saat-saat terjadi musim hujan yang membuat sulitnya ke kebun, maka dengan seketika masyarakat akan menyebutnya sebagai musim panceklik dimana hasil tanam kurang mencukupi kebutuhan sehari-sehari keluarga mereka.

Dimusim seperti ini biasanya masyarakat yang ekonomi kurang berkecukupan, mereka melakukan pinjaman kepada orang lain dan akan membayarnya ketika tiba masa panen raya datang.

Semua warga harus meningkatkan keamanan, karena biasanya ada banyak rumah yang bobol oleh kawanan pencuri yang sangat menjamur kemunculannya dimusim panceklik seperti itu, “biasanya mereka menggunakan ilmu sirep” ujar salah satu masyarakat. Setelah banyak melakukan diskusi-diskusi ringan, ternyata ada sebuah fakta yang cukup mencengangkan, bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan pencurian tersebut ternyata berasal dari daerah kabupaten lain di didekat perbatasan. Informasi tersebut cukup berasalasan karena sudah sangat sering pencuri yang tertangkap berasal dari daerah tersebut tetapi hal tersebut seolah tidak pernah membuat jera para pelaku kejahatan itu.

Selama musim panceklik suasana desa menjadi sangat menegangkan dan sedikit mencekam pada malam hari, masyarakat akan selalu mengawasi dan mencurigai orang-orang yang tidak dikenal jika orang tersebut terlihat beberapa kali mondar-mandir melewati desa baik disiang ataupun sore hari.

Tepat satu minggu sebelum kami tiba didesa ini, rumah seorang warga desa tepat berada didepan posko kami telah dibobol dan kehilangan satu unit sepeda motor serta barang-barang lainnya padahal rumahnya menggunakan pintu besi karena juga merupakan sebuah toko.

Kondisi ini tentu saja membuat kami sangat khawatir, dengan ditambahnya informasi ada beberapa posko lain kehilangan banyak barang-barang mereka ketika posko ditinggalkan kosong saat berkumpul dimasjid untuk melakukan pertemuan.

Hal tersebut membuat kami mendapatkan himbauan tegas dari kepala desa agar tidak meninggalkan posko dalam keadaan kosong, himbauan yang kami respon dengan langsung melakukan rapat darurat untuk membuat dan menyusun ulang jadwal penyesuaian penjaga posko.

Beberapa diantara kami yang membawa laptop pun menjadi sangat sibuk sekali untuk mencari tempat menyembunyikan laptop yang sangat aman ketika kami tidak berada diposko hingga kami menitipkannya di rumah kepala desa.

Semenjak kami mengetahui informasi tentang hal ini, kamipun menjadi sangat was-was. Saat tidur pun harus siap siaga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, hingga meletakan kayu disebelah kami sebagai senjata darurat. Itu pun membuat kami tetap tidak menjadi tenang hingga kami membeli beberapa senjata tajam tradisional yang selalu kami bawa kemanapun meskipun saat tidur untuk berjaga-jaga.

Selain himbauan dari desa untuk menjaga keamanan rumah masing-masing, desa juga melaksanakan kegiatan jaga malam untuk mengantisipasi pencurian, sebagai tamu, posko kami selalu mendapatkan penjagaan setiap malamnya. Kegiatan ini terbukti sangat bermanfaat pada warga dan tentunya kelompok kami, sebagai contoh suatu malam semua laki-laki di kelompok kami biasanya terjaga saat malam meskipun hanya berada didalam kamar, baik secara bergantian atau bersamaan, entah kenapa pada malam itu kami merasa sangat mengantuk sekali dan kami tertidur lelap dan tidak mengetahui apapun yang terjadi dimalam itu, yang ternyata posko kami mendapat percobaan pencurian oleh para pencuri.

Ketika pagi kami mendapatkan cerita dari warga yang bertugas saat jaga malam tadi, ternyata ada sekelompok pencuri yang ingin membobol posko kami tetapi percobaan tersebut diketahui oleh penjaga. Usaha pencuri itu diketahui setelah para warga yang bertugas merasa aneh dengan suara anjing yang awalnya menggonggong dengan keras tiba-tiba diam disertai dengan suara seperti kesakitan. Karena merasa curiga mereka pun langsung melakukan pengecekan, dan hasilnya mereka melihat sekelompok orang yang diyakini sebagai pencuri yang melarikan diri saat dikejar. Dan dipagi itu terdengar kabar rumah warga didesa sebelah menjadi korban mereka.

Barang-barang yang mereka curi benar-benar menggambarkan kondisi ekonomi yang sangat sulit dimasa panceklik, apa saja yang mereka bisa ambil akan dibawa termasuk beras seperti yang terjadi di desa sebelah.

Sebagai mahasiswa yang sedang melakukan pengabdian didesa tertap ini, kami juga membantu dalam upaya menciptakan rasa aman dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan jaga malam meskipun kami tidak diizinkan tetapi kami tetap berkontribusi dengan memberikan sedikit pengertian.

Dimalam itu kami benar-benar merasakan atmosfer yang menegangkan diseluruh desa, kami juga ikut berkeliling keseluruh pos ronda untuk mengkonfirmasi keadaan bagian lain desa, bersama perangkat desa dan bahkan bersama kepolisian yang bertugas.

Dari semua upaya menjaga keamanan terjadi sebuah peristiwa yang membuat geleng-geleng kepala, kejadian itu terjadi saat malam hari hajatan pernikan salah satu warga, perangkat desa sudah mengantisipasi keamanan untuk malam itu karena dapat dipastikan semua warga akan berada di tempat pesta.

Desa membentuk beberapa kelompok untuk mengawasi desa untuk mengatisipasi kejahatan, dan hasilnya kecemasan itu benar-benar terjadi, baru pukul 20.00 warga mendapati sekelompok pencuri yang berusaha membobol toko milik warga, namun sayangnya kawanan pencuri itu berhasil kabur.


1440 Jam di Desa Tertap, bagian 1      | 

1440 Jam di Desa Tertap, bagian 2      
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 3      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 4      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 5      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 6      | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 7      |
 1440 Jam di Desa Tertap, bagian 8     |  
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 9      |  
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 10    | 
 1440 Jam di Desa Tertap, bagian 11   | 
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 12    |
1440 Jam di Desa Tertap, bagian 13    |

1440 Jam di Desa Tertap, bagian 14    |

Post a Comment

0 Comments