Hedon ? kenapa tidak.

"Bijak menggunakan uang" adalah sebuah nasehat yang rasanya cukup sering kita dengar. Hanya ada dua sifat dalam penggunaan uang yakni hemat atau boros. Keduanya dapat diterjemahkan kedalam bahasa yang sedikit lebih ilmiah yakni Konsumtif dan Efesien

Nah kedua hal tersebut merupakan humanity atau hal-hal yang bersifat alamiah. Sudah fitrahnya manusia jika di terjemahkan secara lebih religious sedikit. 

Bagi anak muda seperti kita tentu ketika bisa menghasilkan uang secara mandiri maka akan cenderung bersikap Konsumtif. 

Jelas saja peluang itu terjadi dengan presentase yang sangat besar. Seperti menjadi pelampiasan atas berbagai keinginan yang ketika belum mempunyai pendapatan sangat sulit untuk dipenuhi. 

Tetapi tidak sedikit yang bisa bersikap bijak dalam membelanjakan uang. Kecenderungan ini biasanya tidak disadari oleh kita semua. Ketika baru menerima fee dari pekerjaan biasanya dengan mudah membeli secangkir kopi seharga 35 ribu yang jika di warung tetangga hanya 5 ribu saja.

Kita cenderung terjerumus dalam gaya hidup seperti ini. Menjadi manusia yang hedon dengan gaya hidup, mulai dari pakaian, dan makanan hingga kebutuhan tersier.

Lalu apakah menurut anda itu merupakan hal yang biasa dan wajar? Menurutku boleh saja sih dengan catatan yang lebih positif, memangnya ada hedon positif ya ?

Mari kita beri penilaian, menghabiskan uang untuk benda-benda yang sifatnya sementara tentu kurang baik. Sebagai contoh berbelanja pakaian yang harganya selangit, membeli makanan dengan harga yang sangat mahal di restoran atau mall, padahal harganya jauh lebih murah di toko biasa. Lebih jauh, menghabiskan uang hanya demi gaya hidup dan penilaian sebagai orang dengan financial yang mapan dari orang lain.

Sebagian orang beralasan menikmati hidup atau memberikan penghargaan kepada dirinya atas kerjanya. Hal tersebut masih dapat di toleransi.

Tapi mari berfikir menggunakan uang untuk sesuatu yang tidak akan habis sampai kapanpun. Seperti pengalaman, apakah itu berlibur ke suatu tempat atau belajar sesuatu di tempat yang jauh. Saya yakin hampir rata-rata orang cukup tidak setuju dengan pilihan belajar atau kursus di suatu tempat yang jauh. Selain menghabiskan uang, tentu tidak menambah penghasilan dan justru menambah beban fikiran saja.

Pendapat seperti itu tentu boleh saja terlintas dibenak semua orang. Tetapi hal tersebut adalah bentuk investasi yang kita tanam. Lebih tepatnya investasi jangka panjang, selain menumbuhkan minat ilmu baru, kita mendapat pengalaman hidup yang tidak akan pernah habis untuk di ceritakan kepada semua orang hingga generasi cucu kita. 

Bisa menghasilkan hikmah dan menjadi sumber referensi dan pertimbangan semua orang. Secara sederhana mari memanfaatkan uang untuk sesuatu hal yang tidak akan musnah. Seperti pengetahuan dan pengalaman hidup.Yang setidak bisa menjadi cerita hidup.

Post a Comment

0 Comments