Kereta pertama

Ali menghela nafas berat saat melihat pintu masuk stasiun kecil tepat berada di hadapannya, berhenti sejenak. Ia menyeka peluh di pelipisnya akibat mentari yang mulai bangkit meninggi di atas kepala. Suara berisik semakin terdengar dari berbagai sudut stasiun, dari pedagang kaki lima, penjaga parkir, penumpang yang baru saja tiba.

Tubuh Ali bergetar, serta bekeringat dingin. Ia sangat cemas, ini merupakan kali pertama dirinya menumpang kereta dan melakukan perjalanan keluar kampungnya. Selama ini ia tidak pernah berpergian kemanapun, apa lagi sampai keluar daerah dan menggunakan transportasi kreta.

Kakinya yang terasa sangat berat terus ia paksa untuk melangkah masuk ke dalam stasiun. Perasaannya terus cemas, dan selalu bersikap was-was. Dia sangat khawatir ada banyak orang yang biasa berniat buruk, seperti berita yang sering ia saksikan dari televisi tetangganya.

Terik mentari memaksanya untuk segera berteduh di dalam stasiun. Perasaan takut semakin besar saat berada di ruang tunggu kereta. Ada banyak penumpang dan orang yang hilir mudik mengangkut barang bawaan. 

Jantungnya semakin berdegub kencang, keringat semakin mengucur membasahi dahinya karna cemas. "Bagaimana ini" gumamnya dengan khawatir. Sebuah bangku panjang dari besi khas ruang tunggu nampak kosong, ia meletakan semua barang bawaannya. 

Ia tidak berhenti memperhatikan seorang bapak-bapak dengan perawakan kekar, berkumis tebal dan berwajah seperti preman. Terus melirik kearahnya dan mengawasi siapa tau di akan berbuat jahat. Bapak tersebut beberapa kali melihat kearah Ali karena tidak merasa nyaman dengan tatapannya. Sehingga Bapak tersebut mendekati dan mengajak mengobrol Ali.

Bahkan kenyataannya bapak tersebut cukup baik dan asyik di ajak mengobrol. "Perhatian-perhatian, semua penumpang kreta angin-angin harap segera memasuki kreta" suara pengumuman tersebut menghentikan obrolan mereka. Sebelum masuk Ali pergi ke toilet terlebih dahulu, sementara bapak tersebut langsung menuju tempat duduknya.

Panggilan himbauan kepada semua penumpang terakhir terdengar dari toilet. Ali segera bergegas menuju kreta dan mencari tempat duduknya. Akhirnya dia menemukan tempat duduknya setelah cukup lama mencari. Tanpa di duga tepat di sebalah tempat duduknya adalah bapak yang mengobrol bersamanya di ruang tunggu sebelumnya. Sehingga perasaan cemas dan takut Ali selama perjalanan hilang seketika dengan mengobrol panjang lebar bersama bapak tersebut.

Post a Comment

2 Comments