Sociopreneur. Part 1



Menjadi seorang Indonesia adalah sebuah kebanggan yang tiada harganya, walaupun berbagai kondisi rumit dan kompleks terus menerus menghantam negeri ini, tapi tak mengurangi sedikitpun kecintaan dan kebanggaan terhadapnya, mungkin boleh saja kita mengelu atas kebobrokan negeri ini, karena itu merupakan hal wajar, yang merupakan exspresi kecintaan seorang warga Negara terhadap negerinya, bagaimana mungkin dia mengelu karena tiada kecintaan terhadap negerinya.

Saya teringat sebuah kata bijak Priseden pertama Republik ini yakni “ perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Kata-kata tersebut sangat menggambarkan kondisi bangsa ini dimana para koruptor beraktivitas dengan nyaman layaknya sinetron-sinetron ditelevisi, masa perjuangan merebut kemerdekaan dan masa kemerdekaan adalah bagai sebuah luka pada tubuh, masa perjuangan merebut kemerdekaan sangat jelas, dan kita menyadarinya, bagai kita terluka karena terkena pecahan beling yang mengenai kulit, masa kemerdekaan atau masa mengisi kemerdekaan bagai terluka didalam tubuh karena bakteri yang masuk kedalam tubuh bersama makanan dan minuman yang kita konsumsi, yang secara tidak kita sadari bertahun tahun kemudian menimbulkan luka dan penyakit dalam tubuh ini.

Seperti itulah keadaan kita dimana saat ini bangsa lain sedang menyerang kita dengan membuat kita terbuai dengan menjadi konsumtif, mereka menyerang kita melalui film-film mereka, budaya mereka, ekonomi, sehingga kita terjebak dalam perangkap mereka.

Moment-moment penting bangsa ini hanya menjadi seremonial-seremonial dan ajang mengenang belaka bagi pemuda, dimana moment-moment itu hanya diisi dengan memposting ucapan-ucapan yang membuat kita lupa bahwa bangsa ini sedang membutuhkan langkah agresip pemudanya untuk menyelamatkannya. Ajang besar-besaran spanduk-spanduk peringatan, atau hanya ajang membuat anggaran yang besar untuk humas.  

Mungkin saja para pemangku kebijakan negeri ini sedang terjebak dalam hegemoni membangun infrastruktur-infrastruktur negeri ini, mereka sibuk membangun jalan-jalan, gedung-gedung yang tinggi, memenuhi fasilitas-fasilitas dinas yang lebih mewah, mereka lupa membangun individual-individual bangsa ini, sebagaimana yang dilakukan Jepang ketika mereka sedang sangat hancur setelah bom atom meledakan Hiroshima dan Nagasaki, dan sekarang diseluruh penjuru dunia siapa yang tidak mengenal jepang, walaupun Negara mereka kecil dan minim sumber daya alam tapi dunia melihatnya sebagai sebuah bangsa dengan kekuatan raksasa.

Mungkin saat ini pemuda Indonesia harus menggunakan sebuah kata bijak “ jangan tanyakan apa yang Negara ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kau berikan untuk bangsa ini”. Dalam konteks kondisi, inilah yang harus dilakukan oleh pemuda bangsa ini, yakni mencari solusi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada, karena pada hakikatnya mengelu tanpa bergerak adalah sebuah aib.


Sociopreneur. part 1 Sociopreneur. part 2

Post a Comment

5 Comments

  1. bagaimana kami yang sudah tak muda lagi XD

    ReplyDelete
  2. hahaha gimana ya, maaf kami belum tau harus gimana kak, hihi soalnya masih muda wkwkw

    ReplyDelete