Menjadi
seorang Indonesia adalah sebuah kebanggan yang tiada harganya, walaupun
berbagai kondisi rumit dan kompleks terus menerus menghantam negeri ini, tapi
tak mengurangi sedikitpun kecintaan dan kebanggaan terhadapnya, mungkin boleh
saja kita mengelu atas kebobrokan negeri ini, karena itu merupakan hal wajar, yang
merupakan exspresi kecintaan seorang warga Negara terhadap negerinya, bagaimana
mungkin dia mengelu karena tiada kecintaan terhadap negerinya.
Saya
teringat sebuah kata bijak Priseden pertama Republik ini yakni “ perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri”. Kata-kata tersebut sangat menggambarkan kondisi
bangsa ini dimana para koruptor beraktivitas dengan nyaman layaknya
sinetron-sinetron ditelevisi, masa perjuangan merebut kemerdekaan dan masa
kemerdekaan adalah bagai sebuah luka pada tubuh, masa perjuangan merebut
kemerdekaan sangat jelas, dan kita menyadarinya, bagai kita terluka karena terkena
pecahan beling yang mengenai kulit, masa kemerdekaan atau masa mengisi
kemerdekaan bagai terluka didalam tubuh karena bakteri yang masuk kedalam tubuh
bersama makanan dan minuman yang kita konsumsi, yang secara tidak kita sadari
bertahun tahun kemudian menimbulkan luka dan penyakit dalam tubuh ini.
Seperti
itulah keadaan kita dimana saat ini bangsa lain sedang menyerang kita dengan
membuat kita terbuai dengan menjadi konsumtif, mereka menyerang kita melalui
film-film mereka, budaya mereka, ekonomi, sehingga kita terjebak dalam
perangkap mereka.
Moment-moment
penting bangsa ini hanya menjadi seremonial-seremonial dan ajang mengenang
belaka bagi pemuda, dimana moment-moment itu hanya diisi dengan memposting
ucapan-ucapan yang membuat kita lupa bahwa bangsa ini sedang membutuhkan
langkah agresip pemudanya untuk menyelamatkannya. Ajang besar-besaran
spanduk-spanduk peringatan, atau hanya ajang membuat anggaran yang besar untuk
humas.
Mungkin
saja para pemangku kebijakan negeri ini sedang terjebak dalam hegemoni
membangun infrastruktur-infrastruktur negeri ini, mereka sibuk membangun
jalan-jalan, gedung-gedung yang tinggi, memenuhi fasilitas-fasilitas dinas yang
lebih mewah, mereka lupa membangun individual-individual bangsa ini,
sebagaimana yang dilakukan Jepang ketika mereka sedang sangat hancur setelah
bom atom meledakan Hiroshima dan Nagasaki, dan sekarang diseluruh penjuru dunia
siapa yang tidak mengenal jepang, walaupun Negara mereka kecil dan minim sumber
daya alam tapi dunia melihatnya sebagai sebuah bangsa dengan kekuatan raksasa.
Mungkin
saat ini pemuda Indonesia harus menggunakan sebuah kata bijak “ jangan tanyakan
apa yang Negara ini berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kau berikan untuk
bangsa ini”. Dalam konteks kondisi, inilah yang harus dilakukan oleh pemuda
bangsa ini, yakni mencari solusi dengan memanfaatkan segala sumber daya yang
ada, karena pada hakikatnya mengelu tanpa bergerak adalah sebuah aib.
Sociopreneur. part 1 | Sociopreneur. part 2
Sociopreneur. part 1 | Sociopreneur. part 2
5 Comments
bagaimana kami yang sudah tak muda lagi XD
ReplyDeletehahaha gimana ya, maaf kami belum tau harus gimana kak, hihi soalnya masih muda wkwkw
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSemakin tua semakin produktif gtu kali ya hha
DeleteAamiin
Delete