Indonesia
memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 dunia berkisar 250 juta jiwa lebih dengan
konsentrasi kepadatan penduduk berada di kota-kota, baik itu kota provinsi,
kota kabupaten, atau kota kecamatan, tingkat kepadatan penduduk kota setiap
tahun terus meningkat akibat perpindahan penduduk dari desa ke kota karena
berbagai kepentingan, mulai dari mencari pekerjaan dan pendidikan.
Konsentrasi-konsentari
penduduk yang berlebihan ini, menimbulkan permasalahan permasalahan yang baru,
kemiskinan, kesenjangan social, kriminalitas, padahal Indonesia memiliki
wilayah yang sangat luas. Lahan-lahan pertanian ditinggalkan pemilik-pemiliknya
demi mengadu nasib ke kota. Menyebabkan masyarakat acuh dengan kondisi dan
kebijakan pemerintah, karena yang terpikirkan hanyalah urusan perut, bagaimana
caranya hari ini dapat makan, punya uang dan tidak kelaparan.
Saat
ini Indonesia terus mengalami krisis pangan nasional, krisis itu diatasi dengan
kebijakan impor pangan dari Negara lain, tanpa diiringi sebuah kebijakan untuk
mengatasi krisis tersebut.
Sehingga
kita harus mampu mengelola semua ini menjadi sebuah solusi yang dapat membantu
negeri ini mengatasi permasalahn-permasalahan ini, pengusaha berbasis
masyarakat atau pemberdayaan masyarakat atau socioentrepreneurship adalah salah
satu metode solusi konkrit yang saat ini sedang berkembang untuk mengatasi permasalahan
masyarakat, socioentrepreneurship atau usaha berbasis social adalah sebuah
usaha yang melibatkan banyak elemen, masyarakat itu sendiri, pemerintah,
akademisi, dan praktisi.
Banyak
sekali saat ini contoh jenis usaha berbasis social atau berbasis masyarakat,
antara lain pemberdayaan ekonomi kreatif berupa kerajinan, sebagai contoh saat
ini saya sedang berusaha menggagas sebuah gerakan usaha berbasis masyarakat yang saya
beri nama society fresh green atau pertanian berbasis masyarakat, yakni memanfaatkan
lahan-lahan sempit yang berada disekitar rumah masyarakat perkotaan untuk
ditanami tanaman yang bernilai ekonomis dengan cara dikoordinir.
Nantinya
masyarakat akan di edukasi tentang bagaimana peran masyarakat dalam
berkontribusi mengatasi krisis pangan dan ekonomi melalui gerakan ini,
diedukasi tentang bagaimana melakukan pertanian secara baik, mulai dari
penanaman, perawatan, hingga panen. Diedukasi tentang pengelolaan lembaga,
edukasi ilmu pemasaran serta pengembagan lembaga.
Simulasi nilai Ekonomi
Secara
asumsi seandainya dalam satu wilayah rukun tetangga atau RT terdapat 30-40
rumah, setiap rumah memiliki lahan sempit seluas satu meter, dengan jenis
tanaman cabai merah, dengan asumsi hasil panen paling sedikit setiap rumah
adalah 1 kilogram, dan asumsi nilai 1 kilogram cabai sebesar Rp. 20.000, maka
yang dapat dihasilkan dalam satu wilayah rukun tetangga dalam satu kali panen
adalah sebesar Rp. 800.000, asumsi tersebut adalah asumsi terendah, belum
ditambah pengoptimalan berbagai media tanam yang dapat menggunakan lahan-lahan
yang tidak dapat ditanami sekalipun, seperti dinding rumah, halaman yang sudah
dibeton, atap rumah, dan pagar.
Jika
kita asumsikan kelipatannya, dalam satu kelurahan terdapat 35 RT dengan asumsi
jumlah rumah dan lahan sempit serta jenis tanaman yang sama maka nilai yang
dihasilkan dalam satu kali panen adalah Rp. 28.000.000, belum kita asumsikan
lahan yang lebih dan hasil panen yang lebih banyak, serta penerapan dalam
wilayah yang lebih luas lagi.
Dengan
dampak jangka panjang wilayah wilayah tersebut dapat menjadi wilayah
percontohan yang tentu nantinya akan membutuhkan suverviso-suvervisor untuk
transfer ilmu pengelolaan kewilayah lain, dan potensi menjadi wilayah tujuan
Agrowisata perkotaan, dimana para pengunjung akan belajar tenatang pertanian,
dan melakukan penanaman secara langsung, tentunya asumsi tersebut tidaklah
mudah direalisasikan karena kita harus melakukan pendekatan kepada masyarakat
secara intensif, agar mereka mau diajak bekerjasama.
Maka sebagai pemuda, ini adalah saatnya kita
melakukan aksi nyata, bahu membahu membangun dan memperbaiki negeri ini yang
terlanjur bobrok, karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melakukannya.
2 Comments
Saya setuju.. indonesia dengan ragam tanamannnya memilik potensi besar dibidang pertanian.. tapi sayang ini kurang diperhatikan sepertinya?
ReplyDeleteSaya sering ke pasar, tapi sayang kondisi sayur dan umbi kadang menyedihkan, jadi lebih memilih yang import. Ada sih yg organik, tapi harganya mahal banget, karena langka, 😂😂
Padahal kualitas pertanian kita bisa saja sama dengan kualitas pertanian luar.. hanya kurang edukasi saja mungkin
(‘Maaf panjang komennya dan maaf kalau ga nyambung 😂😂😂😂)
Lanjutkan perjuangannya ☝🏿☝🏿☝🏿
Hahah ngga papa panjang kak,
ReplyDeleteiyup betul banget kak,
dan ini perlu waktu yng panjang hehe maksudnya lama dan keseriusan