Tenggelam Dalam Keramaian, Kesepian Diserang

Di tengah perkembangan dunia yang semakin hingar bingar yang ditandai dengan berbagai kebijakan seperti pasar bebas atau yang kita kenal dengan MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) dan revolusi industri 4.0 yang mungkin dalam sekejap dapat mengubah keadaan kita sebagai rakyat menjadi semakin buruk atau berangsur-angsur membaik dan diklaim para pemegang kebijakan sebagai upaya menciptakan dunia yang lebih kompetitif serta membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih baik, atau justru sebaliknya menjadi jalan untuk para pengusaha kapitalis dengan modal yang tak terbatas menyerbu Indonesia dan secara perlahan mematikan pengusaha lokal khususnya pengusaha kecil ke lebih kecil.

Hiruk pikuk tersebut jugalah yang membuat biaya kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari atau basic living cost dalam bahasa kerennya semakin meroket tajam, sehingga membuat sebagian besar warga negeri ini disibukan dengan aktivitas untuk memenuhi biaya yang semakin tajam tersebut, menjadikan otak kita hanya dipenuhi dengan fikiran-fikiran untuk memperoleh pundi demi pundi uang dengan berbagai cara, yang dalam kenyataannya menjadi sangat rawan dalam memproduksi kesenjangan ekonomi yang semakin besar dimana orang kaya semakin memperbanyak harta mereka dan orang miskin jangankan untuk menabung demi mempersiapakan hari tua yang tenang, untuk sekedar memenuhi kebutuhannya satu haripun masih menjadi hal yang selalu mengganggu pikiran mereka.

Ditambah lagi berbagai permasalahan lainnya seperti terpusatnya ekonomi di kota-kota yang membuat kita hijrah kesana untuk mendapatkan peluang kehidupan yang lebih baik dengan kesempatan memperoleh gaji yang lebih rasioanal untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini.

Tetapi bermigrasinya banyak masyarakat ke kota justru menimbulkan berbagai masalah yang lebih besar yang harus dihadapi seperti kebutuhan pemukiman, masalah sistem drainase yang membuat kualitas air semakin memburuk.

Hal demi hal tersebut semakin membuat kita menjadi sibuk dalam menyelesaikan masalah demi masalah tersebut ditambah biaya hidup yang justru lebih mahal dikota-kota besar, dan  kondisi-kondisi tersebut membuat kita sibuk dengan permasalahan pribadi kita dengan bagaimana menghasilkan uang yang lebih banyak. Keadaan ini mengubah kita menjadi tidak peduli dengan kondisi-kondisi lain dan semakin menjadikan kita orang-orang yang hedonis atau menganut gaya hidup yang sangat konsumtif.

Kita menjadi tidak mempunyai seditpun waktu untuk memikirkan keaadan Negara ini atau keadaan kampung halaman kita jika dalam lingkup yang lebih kecil.

Dimana pada saat yang bersamaan ketika kita disibukan dengan keribuatan dan keramaian kota ada banyak orang-orang kaya yang seharusnya lekat dengan kehidupan perkotaan memindahkan dan membuat perusahaan-perusahaan mereka ke daerah-daerah yang kita tinggalkan.

Mereka mendirikan pabrik-parik di tempat yang jauh dari keramain dan tidak ketahui walaupun kita mengetahuinya maka bisa dipastikan akan mendapat kesulitan untuk mengaksesnya apalagi untuk bertanya mengenai izin dan sebagainya.

Perusahaan-perusahaan ini melakukan kegiatan untuk menambah pundi demi pundi kekayaan pemiliknya dengan tameng investasi membuka lapangan kerja dan mensejahterahkan masyarakat sekitar dengan mengeruk bahan baku dari kekayaan alam setempat.

Sementara pada kenyataannya mereka menggunakan mesinmesin canggih dalam aktivitas produksinya dengan alasan demi menutupi biaya produksi yang mahal karena banyaknya tenaga kerja dan  membuat rakyat disekitar perusahaan ini jauh dari kata makmur. Jusru mereka semakin menderita dan bertambah menjadi miskin, sulit mendapatkan pekerjaan serta harus menanggung berbagai macam kerugian yang ditimbulkan akibat aktivitas produksi perusahaan seperti polusi udara, polusi suara, air, dan semakin berkurangnya kekayaan alam wilayahnya yang biasanya perusahaan berusaha menutupi kelakuakan mereka dengan memberikan dana bantuan perusahaan atau CSR ( corporate responsibility ) yang jumlah tidak seberapa itu.

Keadaan ini luput dari pemikiran dan pengawasan kita sehari-hari dikarenakan lokasi perusahaan atau pabrik atau aktivitas produksi yang dilakukan di wilayah yang jauh dari keramaian, meskipun tau biasanya tidak mampu melakukan apapun.

Kondisi ini seolah kita dengan sengaja didorong berpindah menuju keramaian sedangkan orang-orang yang berduit itu berpindah ketempat yang jauh dan sepi untuk mengeruk kekayaan alam kita.


Post a Comment

0 Comments