Hiruk pikuk tersebut jugalah yang
membuat biaya kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari atau basic living cost dalam bahasa kerennya semakin meroket tajam, sehingga
membuat sebagian besar warga negeri ini disibukan dengan aktivitas untuk
memenuhi biaya yang semakin tajam tersebut, menjadikan otak kita hanya dipenuhi
dengan fikiran-fikiran untuk memperoleh pundi demi pundi uang dengan berbagai
cara, yang dalam kenyataannya menjadi sangat rawan dalam memproduksi
kesenjangan ekonomi yang semakin besar dimana orang kaya semakin memperbanyak
harta mereka dan orang miskin jangankan untuk menabung demi mempersiapakan hari
tua yang tenang, untuk sekedar memenuhi kebutuhannya satu haripun masih menjadi
hal yang selalu mengganggu pikiran mereka.
Ditambah lagi berbagai
permasalahan lainnya seperti terpusatnya ekonomi di kota-kota yang membuat kita
hijrah kesana untuk mendapatkan peluang kehidupan yang lebih baik dengan
kesempatan memperoleh gaji yang lebih rasioanal untuk memenuhi kebutuhan hidup
saat ini.
Tetapi bermigrasinya banyak masyarakat
ke kota justru menimbulkan berbagai masalah yang lebih besar yang harus
dihadapi seperti kebutuhan pemukiman, masalah sistem drainase yang membuat
kualitas air semakin memburuk.
Hal demi hal tersebut semakin
membuat kita menjadi sibuk dalam menyelesaikan masalah demi masalah tersebut
ditambah biaya hidup yang justru lebih mahal dikota-kota besar, dan kondisi-kondisi tersebut membuat kita sibuk
dengan permasalahan pribadi kita dengan bagaimana menghasilkan uang yang lebih
banyak. Keadaan ini mengubah kita menjadi tidak peduli dengan kondisi-kondisi
lain dan semakin menjadikan kita orang-orang yang hedonis atau menganut gaya
hidup yang sangat konsumtif.
Kita menjadi tidak mempunyai
seditpun waktu untuk memikirkan keaadan Negara ini atau keadaan kampung halaman
kita jika dalam lingkup yang lebih kecil.
Dimana pada saat yang bersamaan
ketika kita disibukan dengan keribuatan dan keramaian kota ada banyak
orang-orang kaya yang seharusnya lekat dengan kehidupan perkotaan memindahkan
dan membuat perusahaan-perusahaan mereka ke daerah-daerah yang kita tinggalkan.
Mereka mendirikan pabrik-parik di
tempat yang jauh dari keramain dan tidak ketahui walaupun kita mengetahuinya
maka bisa dipastikan akan mendapat kesulitan untuk mengaksesnya apalagi untuk
bertanya mengenai izin dan sebagainya.
Perusahaan-perusahaan ini
melakukan kegiatan untuk menambah pundi demi pundi kekayaan pemiliknya dengan
tameng investasi membuka lapangan kerja dan mensejahterahkan masyarakat sekitar
dengan mengeruk bahan baku dari kekayaan alam setempat.
Sementara pada kenyataannya
mereka menggunakan mesinmesin canggih dalam aktivitas produksinya dengan alasan
demi menutupi biaya produksi yang mahal karena banyaknya tenaga kerja dan membuat rakyat disekitar perusahaan ini jauh
dari kata makmur. Jusru mereka semakin menderita dan bertambah menjadi miskin,
sulit mendapatkan pekerjaan serta harus menanggung berbagai macam kerugian yang
ditimbulkan akibat aktivitas produksi perusahaan seperti polusi udara, polusi
suara, air, dan semakin berkurangnya kekayaan alam wilayahnya yang biasanya
perusahaan berusaha menutupi kelakuakan mereka dengan memberikan dana bantuan
perusahaan atau CSR ( corporate responsibility ) yang jumlah tidak seberapa
itu.
Keadaan ini luput dari pemikiran
dan pengawasan kita sehari-hari dikarenakan lokasi perusahaan atau pabrik atau
aktivitas produksi yang dilakukan di wilayah yang jauh dari keramaian, meskipun
tau biasanya tidak mampu melakukan apapun.
Kondisi ini seolah kita dengan
sengaja didorong berpindah menuju keramaian sedangkan orang-orang yang berduit
itu berpindah ketempat yang jauh dan sepi untuk mengeruk kekayaan alam kita.
0 Comments