Asmara Nusantara


Semilir angin pagi yang sangat sejuk membuat rongga dada terasa lebih luas. Fikiran dan raut wajah menjadi segar kembali dari pulasnya mengaruhi mimpi demi mimpi tadi malam.

Tepat pukul 06.45 langkah pertama kakiku melewati pintu gerbang. Sudah banyak rekan-rekan sejawat hilir mudik melewati satu-satunya pintu akses utama yang ada. "Ada jam pagi dek" sapa pak satpam dengan senyum khasnya. Salah satu petugas keamanan yang terkenal ramah itu sudah aktif bertugas sejak pukul 06.30.

"Iya pak, masuk dulu ya pak" balas saya dengan semringah. Dengan mengenakan baju putih, aku meneruskan langkahku. Rindangnya pepohonan di sepanjang jalan kampus UGM, dan nyaringnya suara siulan burung-burung yang bertebangan kesana-kemari, semakin membuat hari itu terasa menjadi semakin cerah.

Baru beberapa langkah, seorang gadis yang  sangat cantik melintas di seberang jalan dengan mengenakan jas laboratorium berwarna merah. Seketika dia membuat aku jatuh hati, jantungku berdegub kencang seolah baru saja aku lari marathon sejauh 10 kilometer. Kakiku yang awalnya akan menunju ruang kelas di fakultas langsung berbelok untuk segera menghampirinya.

Baru saja akan mencari tau tentang wanita itu, tiba-tiba gawaiku berdering. Telepon dari sahabat dekatku dikelas seolah menjadi pengganggu misiku. "Kamu dimana, cepat masuk, pak dosen sudah ada dikelas" bisik samar-samar suaranya di penghujung telepon.

Aku langsung memutar arah dan berlari secepatnya, karena dosen yang satu ini terkenal tidak memberi ampun kepada mahasiswanya yang terlambat lebih dari 10 menit. Biasanya dia akan mengeluarkan mahasiswa tersebut,  atau tetap membolehkannya masuk kelas dengan catatan tetap dianggap tidak hadir dan mendapatkan tugas tambahan.

Untung saja aku selamat dari bayang-bayang hukuman dosen yang sangat di segani itu. Setelah kelas selesai, aku langsung saja berburu info tentang sang gadis, mulai dari bertanya dengan sahabat, berburu informasi di sosial media, dan hingga sengaja menunggunya di gerbang setiap pagi. Satu bulan lamannya aku lakukan itu, baik ada atau tidak jadwal kelas.

Pak satpam sampai menggelengkan kepalanya melihat kelakukanku. Hal tersebut merupakan saran sahabatku, dan cara itu terbukti efektif untuk melakukan pendekatan. Hampir setiap hari aku menyapanya, hingga memberanikan untuk mengobrol meskipun singkat.

Lama kelamaan kami menjadi semakin dekat, berbagai informasi tentang dirinya berhasil kudapatkan secara langsung darinya. Gadis cantik ini berasal dari sulawesi, daerah yang cukup jauh untuk  dapat sampai di kampus Gajah Mada. Nampaknya dari semua interaksi kami, dia perlahan  terlihat menaruh hati padaku. Ia sangat terbuka terhadapku, dari sana aku semakin mendapatkan banyak informasi  lebih termasuk makanan kesukaan, warna, film dan sebagainya.

Aku segera berencana untuk menyatakan keinginan untuk menjalin kasih dengannya. Aku melakukan persiapan untuk menyatakan rasa yang telah ku pendam semenjak  pertama kali melihatnya. Bertanya kepada sahabat dan teman di kelas mengenai bagaimana cara dan waktu yang tepat untuk mengungkapkan cinta.

Sesaat saja aku menjadi bahan olok-olok mereka. Mereka meneriaki "Cie.... Cie..... yang lagi jatuh cintah.... kerjaannya main ke fakultas tetangga aja nih ya.....". Wajahku langsung memerah mendengar olok-olok mereka. "Kalian mau bantu ngga" potongku mengalihkan pembicaraan.

Akhirnya kami segera merencanakan aksi untuk mengungkapkan perasaanku tepat di pagi hari. Dimana aku biasa menyapanya setiap hari saat baru mengenalnya. Pagi keesokannya semua telah siap di semua posisinya masing-masing untuk membantu aku. Gadis yang sudah lama ditunggu-tunggu akhirnya terlihat samar-samar dari kejauhan mulai mendekat kearahku.

Ketika ia tepat di dekatku, seperti biasa aku menyapanya. Dan berjalan bersamanya menuju fakultas. Tepat beberapa langkah, aku membalikan badanku kearahnya dan berlutut. Dan berkata "Aku sengaja mendekatimu karena kamu mempesona bagiku, maukah kamu menjadi kekasihku" sambil menyodorkan sebuah buku.

Setelah aku berkata, teman-temanku yang sedang berpura-pura disekitar kami, ada yang membaca buku, menunggu teman. Langsung melakukan formasi menari dan berteriak "Terima... Terima..."

"Maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa" ucap gadis manis yang dihadapanku ini. Jawaban itu seolah menampar wajahku  dengan sangat keras, percuma saja usaha yang kulakukan selama ini gumamku. Suasana berubah menjadi suram, nampak teman-temanku menjadi kaku mendadak, dan tidak bisa berkata apapun. Sekarang beberapa detik di suasana yang menjadi kaku itu, tiba-tiba gadis manis itu melanjutkan kata demi kata yang membuat kami tak dapat bergerak seperti patung.

"Iya maafkan aku, yang sepertinya tidak bisa menolakmu menjadi kekasihku" lanjut mulutnya kepadaku. Aku menghela nafas, suasana yang beku itu langsung berubah menjadi cair dan ceria.  Ternyata usaha yang kulakukan selama ini membuahkan hasil yang tak sia-sia.

Pada akhirnya aku berhasil menjalin kasih dengannya, setelah melakukan perjuangan panjang. Tepat pada hari sabtu di minggu pertama kami menjalin kasih. Aku mengajaknya untuk berkeliling kota Yogjakarta, aku mengenakan baju putih dan dia mengenakan baju merah. Kami menikmati semua penjuru kota Yogjakarta, dan menimati kuliner khas Yogja tepatnya di Malioboro yang sangat mendunia.

Setelah kami makan, ia mendadak berkata kepadaku "Aku terpilih sebagai peserta kegiatan ekspedisi di Wakatobi". Aku terkejut mendengarnya, tetapi aku juga harus mengatakan kepadanya. Bahwa aku juga akan berangkat ekspedisi sebagai utusan himpunan program studiku ke Raja Ampat.

Kami tidak dapat menolak hal tersebut, karena kedua hal tersebut telah kami ikuti dengan sadar, dan kami ikuti setiap tahapan seleksi jauh sebelum kami bertemu. Berat rasanya bagi kami yang baru satu minggu saja menjalin kasih, untuk harus berpisah jauh. Dia di Wakatobi dan aku di Raja Ampat, Laut yang luas akan memisahkan kami dan dengan waktu yang cukup lama sebelum kembali ke kampus.

Selama masa ekspedisi, rindu kami semakin menjadi-jadi, dan beginilah rupanya rasa menjalin kasih di nusantara. Yang sewaktu-waktu dapat dengan mudah terpisah oleh luasnya samudra. Tetapi kami berkomitmen bahwah rasa cinta yang sesungguhnya tidak mudah didapatkan.

Butuh perjuangan, pengorbanan dalam berbagai bentuk. Seperti para pahlawan negeri ini yang mengorbankan semua yang dimiliki mereka bahkan termasuk jiwa, ketika mengekspresikan cinta mereka terhadap Indonesia. Anak dan istri mereka tinggalkan demi berjuang mendapatkan kemerdekaan dan mengusir para penjajah dari tanah air.

Rasanya tidak wajar dan adil jika saling berkhianat dengan janji dan komitmen yang dibuat bersama. Komitmen untuk tetap saling mencintai walau berada di tempat yang sangat jauh. Saling menaruh kepercayaan untuk saling setia meskipun tak pernah berkabar dan tetap berfikir positif satu sama lainnya.

Kami rasa hal tersebut merupakan pengorbanan yang belum sebanding dengan para pahlawan. Rasa rindu yang menjadi-jadi hanya dapat tersampaikan lewat lagu yang dinyanyikan. Tidak ada sebatang sinyalpun di tempat ekspedisi untuk saling berkabar. Wajar saja kami berada di pedalaman yang sulit untuk memungkinkan semua itu terjadi.

Kabar? Hanya bisa di kira-kira saja. Dibawah pepohonan dan langit yang mulai berubah menjadi senja kami saling menghayal dan bertanya. Apa kabar kamu disana? Sedang apa? Dan sebagainya.

Mungkin lagu demi lagu yang aku dengar dan aku tulis akan menghiburku dan menyakinkanku bahwa kamu baik-baik saja. Entah apa yang kurasakan, nampak beginilah nikmatnya bercinta di Nusantara. Rindu dan keinginan bertemu seperti terpupuk subur.

Sampai bertemu di kampus wahai kekasihku. Tidak apa berkorban sebentar, menahan rindu yang terbentang seluas samudra. Dan Biarkan saja langit senja menjadi tempat kita saling bercerita dan lagu demi lagu menjadi penghibur rasa ingin bertemu.

Kita harus kuat menjalani pengorbanan, yang sesungguhnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan para pahlawan bangsa. Tidak sabar rasanya untuk segera kembali ke kampus dan bertemu denganmu kembali.


#Songlitgenre
__________
Jangan lupa follow, comment, like, and share. Untuk mendukung blog ini tetap produktif

Post a Comment

15 Comments

  1. Replies
    1. ups kaka Fathin, awas nanti lupa rumah kalo terlalu free

      Delete
    2. Cerita cinta anak kampus, mantab

      Delete
  2. Terinspirasi dari lagu apakah ini mas Ali?

    ReplyDelete
  3. Itu titiknya banyak banget ya
    Tiga atau empat saja cukup kok

    ReplyDelete
  4. Lagu Asmara Nusantara yg kaya apa, mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah musti dengerin tuh kayanya. coba cari asmara nusantara by budi doremi

      Delete
  5. Bagus kak, busa nulis sebanyak itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi, Alhamdulillah. itu terpaksa di stop alias diselesain lebih cepet. karna ngga sabaran buat posting

      Delete
  6. nanti kucoba dengerin dah, Asmara Nusantara
    Anyway tulisannya bagus, rapi, udah kelihatan karakternya
    Suka..
    good job

    ReplyDelete