Mengulik maha karya Asma Nadia "Bidadari untuk Dewa"


Salah satu karya dari penulis ternama Asma Nadia yang paling layak disebut dengan sebuah maha karya adalah bukunya yang di beri judul "Bidadari untuk Dewa". Buku tersebut merupakan karya tintanya yang sangat fenomenal. Buku tersebut ditulis berdasarkan sebuah kisah nyata tetapi dikemas dengan gaya bahasa dan bentuk sebagai novel. Sehingga membacanya tidak akan menimbulkan kebosanan, selain itu secara general jalan cerita tidak dapat ditebak  karena ditulis bukan berdasarkan khayalan.

"Bidadari untuk Dewa" merupakan sebuah novel yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang sangat luar biasa. Banyak mengajarkan berbagai pengalaman hidup, yang rasanya sangat sulit untuk dihadapi dan diselesaikan oleh siapa saja yang berusia sama dengan tokoh didalam novel tersebut. Mengajarkan bagaimana menyikapi permasalahan, dan juga cerita tentang kesetiaan, komitmen dan semangat perjuangan hidup. Tidak hanya penikmat novel biasa yang kagum dengan karya Asma Nadia yang sangat pantas di beri gelar maha karya, tetapi penulis-penulis hebat dan terkenal lainnya seolah dibungkam dengan buku yang satu ini.

Para penulis terkenal itu, rasanya akan banyak belajar dari Asma Nadia dalam menghasilkan karya yang berkualitas. Tidak hanya sebagai hiburan, dan sumber penghasilan bagi penulis itu sendiri. Tetapi sebagai salah satu sarana yang paling efektif dalam menyebarkan nilai-nilai positif, yang dapat menjadi salah satu sebab membaiknya keadaan masyarakat setidaknya pada sikap dan prilaku.

"Bidadari untuk Dewa" menceritakan perjalanan hidup salah seorang penulis dan motivator terkenal di Indonesia yang bernama Dewa Eka Prayoga. Asma Nadia menuliskan dengan sangat rincih perjalanan kisah sukses Dewa, semenjak awal ia memulai profesinya sebagai seorang penulis hingga sukses seperti saat ini. Lebih jauh buku ini menggambarkan bahwasannya profesi menulis bagi seorang Dewa adalah sebuah hal yang tidak pernah ia niatkan. Dan bahkan bakat menulisnya tersebut selalu menjadi solusi berbagai masalah yang datang disaat keadaan sangat mengkhawatirkan.

Novel ini lebih jauh menceritakan berbagai masalah yang menghampiri Dewa, mulai dari saat masih kuliah hingga ia menikah. Saat ini kuliah, ia berhasil mendapatkan sebuah pekerjaan yang sangat ideal baginya, dan menghasilkan cukup banyak uang untuk seorang mahasiswa seperti dirinya. Selanjutnya ia kehilangan pekerjaan tersebut karena pemilik lembaga harus pindah kenegara lain untuk menyelesaikan sebuah project. Ia bersama seorang rekan perempuan yang kelak akan menjadi istrinya mendirikan lembaga sendiri, disaat kondisi usahanya nyaris mati. Ia harus menghadapi kenyataan ibunya yang sedang terlilit hutang 40 juta dengan seorang rentenir.

Dengan kondisi usaha yang sedang membutuhkan investasi besar agar tetap berjalan, hal tersebut membuatnya memutar otak mencari ide untuk dapat menghasilkan uang 40 juta dalam waktu secepatnya. Kemudian ia mencoba untuk menulis buku pertamanya, yang menjadi penjualan sukses, sehingga ia mampu melunasi hutang ibunya. Tidak hanya itu, bahkan ia mendapatkan untung yang sangat berlimpah.

Di kemudian hari ia memutuskan untuk berhenti dari kampusnya, dengan alasan ingin lebih fokus memulai bisnis baru di kampung halamannya. Ia mendapatkan sebuah peluang bisnis investasi yang sangat menjanjikan. Sebuah peluang yang kemudian membawa dirinya kepada masalah paling besar dalam hidupnya. Saat sedang menuai sukses besar dengan berhasil mengumpulkan dana investasi dari banyak rekan hingga mencapai 8 miliyar.

Rekan bisnisnya, yang merupakan pemilik perusahaan investasi, dan kebetulan juga seorang gurunya membawa lari semua dana investasi. Ia dan tiga sahabat sejatinya mengalami kerugian yang sangat besar, terutama Dewa yang kehilangan 7,5 miliyar. Selain kerugian yang luar biasa, Dewa juga dituntut harus mengganti semua dana investasi oleh  para investor yang dihimpunnya. Hal tersebut membuatnya mempunyai hutang dengan jumlah yang tidak tanggung-tanggung yakni 8 miliyar.
Dewa menjadi hancur lebur tidak berbentuk, masalah besar tersebut terjadi tepat di hari 18 pernikahannya. Berbagai hal dilakukan untuk dapat bangkit dari keterpurukan tersebut, mulai dari mencari kerja hingga berjualan ceker. Banyaknya saran agar ia menulis buku tentang berbagai permasalahan yang dialaminya, tidak terlalu menjadi perhatiannya. Hingga suatu hari ia mencoba melakukan saran tersebut, dan kembali menjadi penolong dirinya keluar dari permasalahan yang luar biasa.

Saat mulai berangsur bangkit, ujian besar kembali menghampiri dirinya. Dewa jatuh sakit berat, ia tidak sadarkan diri dalam waktu yang sangat lama sekali. Ia terserang sebuah virus yang sangat langkah, akibat ia terlalu bersih dalam mengkonsumsi makanan. Hal tersebut membuat daya tahan tubuh Dewa menurun drastis, sel darah putihnya meningkat drastis.

"Bidadari untuk Dewa"  diangkat dari kisah hidup yang terjadi pada semua tokoh didalamnya. Setidaknya ada dua tokoh utama dan lima orang pendukung dalam novel ini dan beberapa figuran, yang rasanya tidak akan mengubah jalan cerita novel secara drastis jika ditiadakan. Beberapa tokoh figuran dalam novel ini antara lain pemilik lembaga bimbingan belajar tempat Dewa mengajar, baik institusi pertama atau kedua, serta pemilik bisnis investasi.

Dua tokoh utama didalam novel ini adalah Dewa dan istrinya yang dipanggilnya dengan sebutan bidadari. Sementara tokoh pendukung adalah dua orang sahabat sejatinya, ibu, dan mertua yang merupakan ibu dan ayah dari bidadarinya. Bidadarinya digambarkan sebagai seorang wanita yang sangat komitmen terhadap janji yang dibuat. Salah satu bagian cerita yang sangat mencerminkan hal tersebut adalah saat bidadari berjanji untuk mendukung semua yang dilakan Dewa, meskipun hal tersebut dilakukan karena rasa bersalah yang dia lakukan karena terlalu jujur, saat seseorang menelepon dan bertanya tentang dewa pada lembaga bimbel yang mereka jalankan.

Namun naasnya penelpon tersebut berasal dari kantor dimana Dewa mengajar saat itu. Sehingga ia diberhentikan dari pekerjaanya, dengan tuduhan berupaya mencuri strategi bisnis lembaga. Semenjak saat itu ia selalu memegang janjinya untuk mendukung semua keputusan Dewa. Di sisi lain bidadari digambarkan sebagai perempuan yang hemat dan sangat pandai dalam mengelola keuangan, tidak heran Dewa yang sangat boros dengan financialnya mempercayakan pengelolaan dan pengaturan semua pengeluaran dirinya pada bidadarinya, jauh semenjak belum menjadi istrinya.

Lebih jauh sang bidadari adalah orang yang sangat sabar, kuat dan tidak egois. Karakternya tersebut sudah terbukti dengan berbagai ujian hidup yang menghampiri ia dan suaminya. Saat baru saja menikah, sang bidadari selalu menjadi bahan pelampiasan kekesalan oleh ibu mertuanya, dirinya dianggap sebagai pembawa kesialan dalam hidup Dewa. Hujatan demi hujatan selalu ia terima hingga setiap hari dalam waktu berbulan-bulan, tidak hanya itu, bahkan ibu mertuanya selalu mencoba berbagai cara untuk memisahkan dirinya dan suami.

Selain itu, sang bidadari merupakan sosok yang sangat setia. Ia selalu ada menemani suaminya yang sedang terpuruk karena berbagai ujian yang datang, mulai dari kebangkrutan, hutang 8 miliyar, hingga mengalami penyakit misterius dan langkah. Sangat mudah baginya untuk meninggalkan suaminya yang sedang dalam keadaan tidak berdaya baik secara fisik, mental, dan harta. Terlebih saat mempunyai hutang sebanyak 8 miliyar, yang hampir tidak mungkin di lunasi dengan usaha ceker setannya.

Sedangkan Dewa sendiri merupakan sosok yang visioner. Jauh sebelumnya ia memang sudah jatuh hati pada calon istrinya tersebut. Tetapi ia tidak ingin terlibat dengan hubungan yang tidak jelas, lebih jauh dirinya berusaha untuk menjadi orang yang mapan secara finansial sebelum mempersunting gadis pujaannya tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan tidak ingin membawa istrinya hidup dalam kesengsaraan bersamanya, sebuah visi yang berhasil ia wujudkan saat memperistri gadis idamannya tersebut.

Selain itu Dewa juga orang yang sangat tegas dalam menjalankan keputusan yang ia buat. Terbukti saat ia sudah bertekat akan melamar gadis pujaannya, ia mendapatkan rintangan dari ibunya yang yakin bahwa gadis tersebut akan menjadi sumber kesialanan dalam hidup Dewa. Tetapi hal tersebut tetap tidak mengubah keputusan Dewa, karena dia tau bahwa ibunya sedang bertindak kurang baik.

Ibu dewa merupakan karakter yang sangat percaya dengan mitologi Yunani kuno. Semenjak Dewa masih kecil, ibunya selalu menceritakan kisah demi kisah yunani kuno menjelang tidur, dan ini merupakan penyebab utama mengapa ia diberi nama Dewa. Ibunya berharap dengan nama tersebut anaknya kelak akan menjadi sosok yang kuat sekuat para dewa pada kepercayaan orang-orang yunani kuno.

Meskipun ibunya seorang janda, tetapi merupakan sosok yang kuat dan tegar. Ibunya membesarkan Dewa seorang diri dari sejak kecil, setelah ayahnya meninggal dunia. Selain itu, ibu dewa merupakan seorang wanita karir yang sangat sukses, ia menduduki jabatan kepala cabang sebuah kantor perusahaan asuransi. Tetapi fanitismenya terhadap sesuatu yang bersifat gaib menjadi salah satu hal yang sangat disayang oleh Dewa.

Salah satu contohnya adalah ibunya sangat percaya perkataan seorang dukun yang disebutnya sebagai orang pintar. Sehingga mengakibatkan dia sangat ingin memisahkan menantunya dari suaminya.

Sementara dua orang sahabat sejatinya yang bernama riza dan rizal. Mereka merupakan sahabat yang senantiasa selalu ada dalam berbagai kondisi, termasuk saat Dewa tersangkut hutang yang sangat luar biasa. Selain itu mereka berdua merupakan orang yang sangat lucu, satu orang bijak, sementara satu yang lainnya hanya suka membolak-balikan kata saat memberi saran kepada Dewa. Sementara kedua orang tua Haura, mereka adalah sosok ayah dan ummi yang sangat bijaksana. Sangat berhati-hati dalam mendidik serta mengajari anaknya dalam berbagai hal termasuk untuk tidak takut kepada siapapun selain Allah.

Karya Asma Nadia ini mengusung tema cerita inspiratif, semua cerita yang ditulis berdasarkan kisah nyata Dewa. Mulai dari lembar pertama hingga akhir, berisi banyak sekali nilai-nilai kehidupan, nasihat, penyemangat dalam menghadapi permasalahan.

Kemahiran Asma Nadia memang tidak dapat diragukan lagi dalam menulis novel. Kisah nyata kehidupan Dewa ditulis dengan gaya bahasa yang sangat menarik, menjadi sebuah novel yang ringan namun syarat nilai nasihat kehidupan. Dengan gaya bahasa tersebut membuat karya ini dapat dinikmati oleh siapa saja tanpa terkecuali. Selain itu baris demi baris cerita di dalamnya akan membuat pembaca merasakan langsung kejadian demi kejadian seolah-olah sedang melihat langsung semua jalan cerita.

"Bidadari untuk Dewa" yang merupakan sebagian besar adalah kisah pribadi yang rasanya tidak akan di ceritakan kepada banyak orang, namun justru sebaliknya. Keinginan Dewa untuk membagikan kisahnya tersebut seolah sedang mengajari bagaimana cara menghadapi permasalahan hidup. Lebih jauh seolah berpesan kepada kita, Jangan sampai terjerembak kedalam berbagai hal yang akan menjadi masalah seperti dirinya.

Dengan memanfaafkan masa lalu sebagai bahan cerita Novel, membuat banyak hal yang mempunyai nilai positif dapat diseleksi untuk disajikan kepada pembaca. Alur ini sangat memungkinkan bagi para penikmat untuk dapat mengambil pembelajaran yang sangat berharga.

"Bidadari untuk Dewa" setidaknya mengambil tiga tempat jalan cerita yang paling dominan. Tempat tersebut adalah kampus, rumah ibu Dewa dan tempat tinggal Dewa di kota Bandung yang merupakan sebuah kontrakan. Tetapi tetap ada beberapa lokasi lain, seperti tempat bekerja Dewa yakni bimbingan belajar, Kost dia dan temannya selama menjadi mahasiswa. Dan beberapa tempat yang hanya muncul sesekali saja.

Demikianlah tulisan mengenai karya fenomenal dan terpanjang milik Asma Nadia. Sebuah buku yanv dikemas sebagai novel inspiratif dengan judul "Bidadari untuk Dewa. Semoga dapat memberikan nilai positif.

#reviewnovel


__________
Jangan lupa follow, comment, like, and share. Untuk mendukung blog ini tetap produktif

Post a Comment

6 Comments