Review cerpen "Menebang Pohon Tuhan" dari lakonhidup


"Menebang pohon tuhan" merupakan sebuah cerita pendek yang di publikasikan pada sebuah situs kumpulan cerpen dari berbagai koran yakni lakonhidup. Cerita tersebut menggunakan bahasa yang sangat kontrovesial, sehingga siapa saja yang membacanya pasti akan terpancing untuk marah kepada penulisnya. Penulis menggunakan hal yang bertentangan dengan nurani orang-orang beragama yakni kepercayaan sebagai bahan cerita.

"Menebang pohon tuhan" merupakan cerita pendek yang mengadopsi gaya naratif, dengan mengambil sudut pandang pohon yang menjadi objek. Sehingga di dalam cerita pendek ini hanya berisikan cerita hati atau curahan hati sang pohon. Dengan menggunakan majas hiperbola, seolah-olah pohon tersebut mempunyai perasaan, akal, dan fisik selayaknya manusia pada umumnya, membuat cerita ini semakin menarik untuk disimak.

Cerita ini mengisahkan sebuah konflik besar antara dua tokoh utama didalamnya yakni  pohon dan seorang pemuda yang tidak disebutkan namanya. Konflik tersebut dipicu oleh sikap pemuda tersebut yang berencana untuk segera memusnahkan dan melenyapkan si pohon. Sikap pemuda itu tersulut karena pohon tersebut telah membuat masyarakat menyimpang dalam ritual ibadah. Penduduk beranggapan bahwa pohon tersebut adalah yang menjaga mereka dari serangan penyakit dan sebagainya. Lebih jauh, sang pemuda digambarkan sebagai orang yang sangat mengotot, ia mengajak dan mempengaruhi semua rekan sebayanya untuk segera merealisasikan rencananya.

Sedangkan sang pohon digambarkan sebagai tokoh yang suka mengeluh, hal tersebut terlihat dari cerita yang diilustrasikan, bahkan didalam cerita ini dengan sebuah sikap terus bertanya kenapa pemuda tersebut bernafsu melenyapkannya. Lebih jauh, pohon tersebut suka membanding-bandingkan satu hal dengan yang lainnya, hal tersebut dilakukan seolah-olah untuk mencari pembenaran terhadap pendapat atau pemikirannya. Di dalam cerita ini, pohon tersebut membandingkan antara orang tua pada masa sebelumnya dan para pemuda yang sedang terlibat konflik dengannya.

Sang pohon terus mengeluh dan seolah-olah sedang berteriak keras layaknya sedang melakukan aksi demonstrasi. Ia mengatakan, padahal orang tua sebelumnya selalu menyembah, menghormati, dan menjaganya. Jangankan untuk menebang, bahkan untuk sekedar menyentuh sedikit saja batang atau bagian tubuhnya yang lain mereka tidak berani melakukannya.

Cerita pendek "Menebang pohon tuhan" tidak menggambarkan dimana lokasi kejadian, hal yang sangat disayangkan. Seandainya diceritakan maka akan membuat jalan cerita sedikit lebih panjang dan menarik. Dari seluruh baris tulisan dapat disimpulkan bahwa secara garis besar cerita muncul dari sebuah lokasi yang jauh dari sisa pohon yang telah ditebang.

Sebenarnya cerita ini tidak menyampaikan sebuah nilai baik yang bersifat positif atau negatif secara jelas, masih sangat remang-remang. Sang penulis tidak menyatakan membuat para pembaca untuk menafsirkannya secara bebas, dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat berbahaya, karena dapat menciptakan penafsiran yang salah dan radikal. Bahkan menurut saya sang penulis cerpen sedang mengkampanyekan ajakan untuk menyembah selain tuhan dalam konteks agama yang lurus.

Bisa dapat di fahami dengan jelas bahwa cerpen ini di kemas dalam bentuk tulisan propaganda yang disampaikan dengan baik oleh penulis. Dengan penggunaan bahasa yang sangat baik dalam konteks tulisan propaganda. Tulisan tersebut hampir bisa dapat dipastikan akan menyulut banyak protes karena mengandung nilai kampanye yang sangat tidak baik.


#reviewtulisanlakonhidup
__________
Jangan lupa follow, comment, like, and share. Untuk mendukung blog ini tetap produktif

Post a Comment

11 Comments

  1. Review yang menarik, jadi ingin baca cerpennya.

    ReplyDelete
  2. Nanti mau baca juga ah.... 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. monggo dibaca. bagus, tapi jangan sampai marah2 ya

      Delete
  3. Kaya pernah tau ceritanya, ada dimana cerpennya? Lakon hidup itu ya? Ehh, assalamu'alaikum.. ada org ga nih? Wkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. walaikumsalam warrahmatullahi. hihi ada donk orangnya. wah keren donk udah pernah baca.

      iya di lakon hidup

      Delete
  4. wah bagus nih cerpennya, judulnya sudah menarik banget

    ReplyDelete
  5. membaca semua ulasan dr pecinta pecel lele, pembaca selalu tertarik untuk membaca. sip dah..pantes jd promotor nih..

    ReplyDelete