Detik Sunyi


"Jangan  putus asa sayang" kalimat tersebut meluncur tanpa halangan dari mulutnya, dan memecah kesunyian di antara mereka berdua. Tergambar jelas ketulusan yang sangat mendalam hadir bersama ucapan tersebut. Setelah cukup lama, akhirnya terjadi dialog di antara kedua sahabat karib ini.

"Enak saja kau bilang begitu. Karna kamu tidak merasakan kepedihan yang aku alami" jawab Susi dengan nada sedikit sinis. Nampaknya perasaan terluka begitu mendalam di hatinya. "Lagi pula apa kau sanggup menghadapi kenyataan seperti diriku?" pertanyaan sinis di hujamkan kepada karibnya Shinta. 

Shinta tetap berusaha meyakinkan karibnya agar dapat tenang menghadapi kenyataan. "Justru aku mengalaminya nya hingga aku hancur berkeping" balasnya, Shinta sangat mengerti dengan apa yang di rasakan oleh Susi. Hal tersebutlah yang tetap meyakinkan dirinya untuk tetap berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Ah tau apa kau dengan perasaanku?" Susi tetap menganggap masalah yang di hadapinya adalah yang paling besar dan tidak mungkin di alami oleh Shinta. 

Meskipun suasana sudah tidak sesunyi sebelumnya. Tetapi sekarang berubah menjadi percakapan yang tempramen. "Bukan begitu ... Kita sama dewasa, bukan kah kau ceritakan isi hatimu padaku" Shinta berusaha mengingatkan beberapa hal yang telah di ceritakan oleh Susi kepadanya.

"Kau kembali membuatku tak berdaya dengan mengingatkan masa itu. Saat dia menolak untuk mencintaiku" Susi mengucap dengan lesu.

"Sabarlah bukankah selama ini aku berada di dekat dirimu, menyemangati dan menghidupkan harapan demi harapanmu. Bangkitlah kawan" Shinta terus menyemangati karibnya. Memang Shinta tidak pernah berhenti untuk terus mendukung sahabatnya dalam berbagai kondisi yang terjadi.

"Sabar.. Sabar... Cuma itu yang bisa kamu katakan. Kamu tidak tau betapa sulitnya hal tersebut untuk di lakukan" wajah Susi terus memerah. Seakan ia sedang berkata bahwa sabar adalah hal yang tidak mungkin di lakukan.

"Aku sudah berusaha untuk buatmu bangkit, kau tau saat ini perasaan sedihhh menerpaku... Anakku juga membutuhkan diriku... Lalu apalagi yang harus kukatakan padamu, segala cara sudah aku lakukan buat ..." jawab Shinta dengan nada yang merendah.

Suasana kembali sunyi dan hening setelah Shinta berkata seperti itu. Seolah pesan akan keputusasaan sedang di sampaikan kepada karibnya yang tidak mampu untuk kembali ketitik semangat.

Post a Comment

2 Comments