Tim Pencari Fakta (TPF) Cinta


Semilir angin pagi mengiringi tim kelompok pertama masuk kedalam ruangan. Sekitar 15 orang tergabung didalam kelompok pertama. Mereka diawasi oleh satu orang pengawas, nampaknya akan menjadi waktu yang cukup membuat dada sesak berada didalam ruangan tersebut.

Sementara itu tim kedua yang terdiri dari 15 orang juga, masih menunggu giliran mereka diluar. Sembari berdiskusi , mereka duduk di pelataran gedung berwarna putih itu tanpa menggunakan alas. Lantainya yang sangat bersih dan dingin membuat mereka semakin nyaman merebahkan kaki mereka diatasnya.

Maklum saja gedung itu merupakan salah satu tempat penting pemerintahan dalam misi mereka kali ini. Setiap jengkal dari bagian gedung tersebut di rawat secara intensif oleh tenaga professional dari pihak ketiga. Pemerintahan ingin memastikan misi kali ini berjalan tanpa hambatan sama sekali.
***

Tim pencari fakta (TPF) cinta dibentuk atas dasar keputusan dewan pengawas pemerintahan pada hari selasa. Tindakan tersebut merupakan lanjutan dari desakan rakyat yang menuntut agar dibentuk TPF (Tim pencari fakta) atas sebuah kejadian besar yang mereka anggap masalah serius. Sejumlah aksi demo terus digelar hingga keputusan pembentukan itu disetujui oleh rapat paripurna dewan pengawas pemerintah.

Meskipun ide pembentukan tim pencari fakta cinta masih mendapat penolakan dari berbagai tokoh politik, penjabat, dan menteri. Sayangnya penolakan mereka tidak cukup kuat untuk menghalangi people power atau kekuatan rakyat yang terus menguat. 

***

Namun terdapat suatu hal yang sangat menarik bagi anggota tim lainnya. Dari 30 anggota tim TPF Cinta terpilih, terdapat satu orang yang sebenarnya tidak cukup memenuhi kualifikasi. Tidak ditemukan satupun latar belakang cinta seperti yang dipersyaratkan selama hidupnya hingga saat ini.

Namun nyatanya dia terpilih ke dalam 30 orang TPF Cinta saat ini. Padahal kasus yang sedang ditangani merupakan kasus yang sangat besar dan menjadi perhatian dunia internasional. Hal tersebut sangat menarik perhatian anggota lainnya yang tengah menunggu giliran bersamanya di luar ruangan. 

Pagi yang sejuk itu berubah seolah menjadi meja hijau baginya. Ia di hujani banyak pertanyaan dari rekan anggota tim pencari fakta cinta lainnya. Untuk seseorang yang tidak pernah terlibat urusan cinta, namun berhasil masuk menjadi anggota tim pencari fakta cinta merupakan sesuatu hal yang sangat luar biasa.

doc pic: penddam patimurra

“Sebenarnya saya hanya tidak ingin menjadi sibuk Cuma gara-gara urusan cinta” jawaban sederhana keluar dari anggota tersebut. Respon yang justru membuatnya semakin dihujani pertanyaan. Bahkan pertanyaan terus berdatangan, meskipun belum mendapatkan jawaban. Lebih dari itu anggota lain sudah memberikan pertanyaan disaat rekan mereka masih dalam keadaan bertanya.

“Hey kira-kira bagaimana kondisi didalam ya?” sergah salah seorang anggota yang baru saja datang dari toilet. Seketika pertanyaan tersebut mengalihkan mereka dari topik pembicaraan. “Iya, apa yang mereka lakukan didalam ya? Kenapa lama sekali?” sambung anggota lainnya.

“Kenapa kita jadi memikirkan tim yang didalam ruangan? Biarkan saja mereka! Kita kembali ke topik pembicaran kita.” Potong salah seorang anggota lainnya. “Iya, ayo jawab pertanyaan kami! Kau belum menjawab satupun” sambung salah seorang lagi.

“Kreeek….” Suara desis pintu terbuka memecah konsentrasi yang mulai kembali penuh. Suara gemuruh hentakan kaki yang semakin menuju kearah mereka  mengalihkan perhatian. 15 anggota TPF Cinta yang berada didalam sudah perlahan keluar.  Itu berarti giliran mereka tiba untuk masuk kedalam ruangan.

“Nanti kita lanjutkan diskusi kita! Sekarang ayo bersiap masuk kedalam ruangan” ucap seorang anggota mengigatkan yang lainnya. hal tersebut seketika menyelamatkan anggota yang menjadi objek sidak anggota lainnya. Merekapun memasuki ruangan khusus tim pencari fakta (TPF) cinta yang sudah kosong tersebut. 

#rwc
#catatanramadhan2019

Post a Comment

0 Comments