Apakah ECCT?
Siapa yang tidak mengenal ecct,
sebuah teknologi karya anak bangsa yang mendunia, tidak hanya mendunia, tetapi
prinsip kerja yang diterapkan pada ECCT menjadi acuan dan dasar perkembangan
berbagai ilmu modern lainnya. jelas ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat
membanggakan.
ECCT merupakan singkatan dari
Electro-capacitive cancer therapy, dan merupakan sebuah metode untuk terapi
pengobatan kangker, dimana ECCT
menggunakan sumber frekuensi dan intensitas rendah dari gelombang elektro statis yang jika di
konversi dalam nilai angka maka frekuensi kurang dari 100 KHz dan intensitas
nya kurang dari 30 Vpp.
Gelombang elektro statis ini
menghasilkan polarisasi elektrik di dekat daerah bidang yang dibatasi oleh
sejumlah elektroda kapasitif yang ditanamkan didalam busana untuk digunakan
sehari-hari oleh pasien.
Teknologi ini ditemukan oleh Dr.
Warsito P. Taruno bersama-sama dengan tim penelitiannya di laboratorium Ctech
perusahaan teknologi Edward an telah didaftarkan hak paten diberbagai Negara
termasuk Indonesia dengan nomor registrasi paten IDN Patent Reg P00201200092, 2012.
Ditemukannya penemuan yang sangat
membuat dunia gempar memberikan asa baru bagi setiap penderita kangker didunia
khususnya di Indonesia, ada ribuan penderita kangker yang berhasil keluar dari
penderitaan mereka dan berhasil sembuh total.
Tetapi dikemudian hari, entah
tertiup angin apa menteri kesehatan negeri ini mengeluarkan surat penghentian
dan pelarangan penggunaan ECCT, nampaknya semakin jelas negeri ini hanya
menggunakan angan-angan kemajuan negeri dan teknologi hanya sebagai pemanis
kampanye yang membuat bnyak orang hanyut.
Sudah banyak karya anak bangsa
yang dihentikan dengan berbagai alasan, mulai dari mobil SMK yang digunakan
sebagai kendaraan politik, perakit TV yang dipenjara dengan alasan tidak
memenuhi standar Nasional Indonesia.
Tapi biarkan saja, kali ini kita
cukup fokus untuk mengenal lebih dekat tentag ECCT.
Prinsip-prinsip ECCT
Yang harus kita ketahui bersama
tentang sel kangker yang paling penting adalah bagian sel yang tidak dapat
dikontrol. Bagian sel tersebut terhubung sangat dekat dengan aktivitas
biomolekular yang berskala nano yang dipengaruhi oleh susunan struktur periodic
dan penghancuran polimer tubulus mikro.
Polimer tubulus mikro di bentuk
dari micro-tubulin dimers yang dipolarisasi secara elektrik yang sangat tinggi.
Sehinggga sensitif ke bidang elektrik eksternal.
ECCT secara teknik dasar adalah
untuk menghasilkan bidang elektrik dari elektroda-elektroda kapasitif yang
saling tidak bersentuhan satu sama lain yang ditempatkan disekitar lokasi tumor
dengan intensitas dan frekuensi yang tepat untuk mengganggu proses sel sampai pada
akhirnya menghancurkan sel kangker.
Dengan menggunakan intensitas dan
frekuensi rendahnya masing-masing, ECCT menjadi sangat aman, dan relatif tidak
mempunyai efek samping serta tidak berbahaya bagi sell yang normal.
kelengkapan yang digunakan ECCT.
Secara prinsip ECCT terdiri atas
dua bagian, yakni busana sebagai
pendukung dari osilator dan elektroda kapasitif untuk menghasilkan gelombang
elektrik dengan intensitas tetap.
Detil atau spesifikasi ECCT yang
digunakan untuk melakukan terapi kangker tergantung dari busana yang digunakan
untuk menutupi daerah yang terkena kangker, intensitas, frekuensi, bentuk
gelombang dari isolator dan waktu dari penggunaan alat yang berhubungan dengan
waktu pemisahan kangker terhadap gelombang statis elektrik.
Untuk pemusnahan kangker secara
total, desain busana sangat penting dalam metode terapi dan harus disesuaikan
berdasarkan level dan posisi tumor.
Secara prinsip, busana yang
digunakan dibagi menjadi dua macam, pertama adalah cakupan global dari
pencegahan metastasize dan cakupan local untuk penghancuran total tumor utama.
Prekuensi, intensitas dan bentuk
gelombang isolator dan waktu penggunaan di tentukan berdasarkan level malignan
kangker, anatomi pathology dan property elektrik dari sel kangker.
Secara umum, level yang lebih
tinggi dan lebih tinggi taraf dari malignancy yang lebih responsif terhadap
gelombang elektrik dan sehingga dibutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk
pemisahan, tubuh memiliki kaspasitas yang terbatas untuk menyerap dan
melarutkan sel mati yang dihasilkan
0 Comments